***
Setelah turun dari bus, Arin terus berjalan sekitar 15 menit ia pun sudah sampai didepan sebuah cafe milik Mina yang terlihat sedang memasang papan menu cafe-nya hari ini.
Arin berjalan menghampiri Mina yang terlihat berbalik kearahnya dengan wajah binggung karena raut wajah Arin yang terlihat sangat muruh dan kelelahan sambil memeluknya.
" muka lu kenapa lusuh begitu, gimana interview-nya ?" tanya Mina sambil menepuk-tepuk punggung Arin.
" gua laper ..." leluh Arin sambil melepas pelukannya.
" belum makan ? yaa ampun .. kasihan amat teman gue .. mau makan apa .. ha ?" tanya Mina sambil menggandeng tangan Arin dan berjalan masuk kedalam cafenya.
" taraaaa ...!!! spesial buat sobat gua yang abis interview .. Pasta with Tomato Cream Sauce special ..." ucap Mina dengan bergaya seperti seorang pelayan disebuah restoran italia yang mewah, membuat beberapa pelangannya yang berada disana terlihat kebinggungan, mereka heran kenapa sebuah cafe bisa menyiapkan sebuah pasta.
" waohh .. kerennn .. pasti enak .." ucap Arin tampak berbinar-benar melihat masakan yang dibuat Mina, beberapa kali ia menelan iar liurnya sendiri karena sudah tidak sabar untuk memakannya.
" Permisi !!!"
Setak membuat Mina menoleh kearah kasir, terlihat seorang pelanggan yang ingin memesan.
" iyaa sebentar ..!!" saut Mina dengan ramah.
" gue tinggal dulu yaa ... makan yang banyak .." ucap Mina sambil berjalan pergi.
Sedangkan Arin sudah mulai memakan makannya dengan lahap.
Mina yang sibuk melayani pelanggan yang terus berdatangan ke cafe-nya, sedangkan Arin sibuk makanan makan siangnya hingga ia sudah menghabiskan semua makanan diatas meja dan diakhiri dengan seteguk minuman soda lalu bersandar lemas pada kursi karena kekenyangan.
" kenyang ... perut gue kekeyangan .." ucap Arin sambil mendesah karena perutnya terasa penuh hingga kesulitan bernafas.
" Hya ..! lu nggak kerja ? ini udah jam berapa ?" tanya Mina sambil berjalan menghampiri Arin yang sentak langsung berdiri karena terkejut.
" Hahh .. ohh iyaa yaa .. ini udah jam berapa yaa .. mampus gue .." ucap Arin yang panik langsung meraih tasnya bersiap untuk pergi ketempat kerjanya yang berjarak sekitar 20 menit dari cafe Mina.
" makasih yaa makanannya, gue harus langsung pergi, nanti gue telpon yaaa .. dahh ..." ucap Arin yang langsung berjalan pergi dengan cepat, dengan binggung melihat temannya yang panik Mina mengantar Arin hingga depan cafe. Kemudian kembali berjalan kedalam.
Brian terus berjalan hingga ia sampai di penyebrangan jalan. Ia menunggu bersama dnegan beberapa orang pejalan kaki, karena lampu masih berwarna merah.
Saat lampu sudah berwarna hijau, Brian pun mulai berjalan. Ia sudah tepat disebrang jalan. Menghentikan langkahnya saat ponselnya berdering, segera ia menjawab panggila tersebut.
" Lu dimana ..? kenapa gak jemput..?" tanya Brian yang sedikit kesa.
" ahh .. maafkan saya, ada yang harus saya urus .. sekarang saya ada dicafe, gak jauh dari sana.." ucap Surya tapi suaranya terdengar tersendat-sedat, ia juga mendengar suara gaduh disana membat Brian binggung.
" Kenapa berisik banget sih ? lu lagi ngapain sih ?" tanya Brian kesal.
" Tolong dengarin aku dulu .. citra .. aku mohon .." ucap Surya terdengar sedang berbicara dengan orang lain " HAHH ..!! Kang Ian tolongin saya .. bisa gak kalau Kang Ian datang kesini .." ucapnya yang langsung terdengar suara lemparan sebuah benda dan juga terdengar suara teriakkan seorang wanita.
Brian terkejut saat mendengarnya hingga menjauhkan ponselnya dari kupingnya dan panggilanpun langsung terputus.
" dia itu .. buat masalah apa lagi sih …" kesal Brian dengan kelakukan temannya yang sungguh tidak bisa membuatnya tenang, maupun itu di Kanada atapun di Jakarta.
Butuh waktu sekitar 20 menit untuk Brian menemukan café dimana temannya berada. Gps diponselnya menunjukkan bahwa Café itu ada dihadapannya kini. Tanpa pikir panjang ia pun segera masuk kedalam, ia sangat terkejut dengan keadaan café yang terlihat berantakan. Meja dan bangku semuanya berada diposisi terbalik, ada juga beberapa pecahan kaca dilantai dan berserakan kelopak bunga mawar.
Brian melihat temannya yang sedang terduduk disalah satu bangku dengan tampilan yang tak kauran, baju dan rambutnya yang berantakan dan terlihat ada beberapan luka lebab diwajahnya. Perlahan Brian pun berjalan mendekati temannya, tapi tiba-tiba dari belakang seorang wanita mendahuluannya dan langsung memarahi temannya.
" Pokoknya saya nggak mau tahu .. anda harus ganti rugi ini semua !! kalau tidak saya akan laporkan anda kepolisi ..!!" ucap wanita sambil meletakan kedua tanganya dipinggang, amarahanya seakan seuruh tubuhnya mengelurkan api yang membara dan akan segera menyambar kearah Surya yang meringkuk ketakutan.
" KANG IANNN …!!" saut Surya dengan nada merengek seperti anak kecil yang ingin mengadu ke ibunya, melihat Brian yang sedang berdiri didepannya. Brian masih kebinggungan dengan situasi yang ia lihat saat ini, kemudian wanita yang sedang memarahi Surya itu langsung menengok kearahnya.
" BRIANN…??" saut Mina yang terkejut melihat ternyata orang yang dipanggil laki-laki yang sudah merusak cafenya adalah Brian.
" Mina ..?" binggung Brian sekaligus terkejut melihat wanita yang memarahi temannya ada Mina.
Mereka saling terdiam tanpa kata dengan wajah terkejut. Hingga akhirnya mereka bertiga duduk diaman Surya berada ditengah-tengah berhadapan dengan Brian dan Mina yang terlihat menatapnya dengan tajam.
" jadi kalian berdua saling kenal ..?" tanya Mina dengan nada sinis.
" apa yang terjadi ..?" tanya Brian dengan nada dingin.
" dia dengan pacarnya sudah menghancurkan Café ku .. dan orang ini bilang dia tidak bisa membayar semuanya karena uangnya dihilang .." jelas Mina sambil menunjukkan kearah Surya.
" pacar ? gadis yang sering lu cerita itu ..?" tanya Brian sambil menghela nafas mencoba menahan emosinya.
" iyaa .." jawab Surya yang langsung meringkuk karena takut saat melihat kearah Brian, tatapan seperti akan memakannya hidup-hidup.
" jadi omonganku waktu itu sama sekali gak didengar kaya tongkosong ? Ha !!?" kesal Brian.
Melihat Brian yang tampak kesal dengan perbincangan yang ia tidak Mina mengerti, ia hanya terdiam dengan tatapan kebinggungan sambil melihat cafenya yang berantakkan.
" alah .. pokok gue nggak ngerti ucapakan kalian, jadi ini mau gimana ?" tanya Mina.
" Biar gue yang tanggung jawab .." ucap Brian dengan tenang menghadapi Mina yang tak kesal, ia juga merasa bersalah pada Mina karena tingkah bodoh temannya cafe Mina menjadi berantakkan.
" Hya ..! jangan duduk aja , cepetan beresin ..!!" ucap Brian dengan meninggikan nadanya, hal itu membuat Surya sentak langsung beranjak membersikah puing-puing yang berserakan dilantai.
" Maaf yaa .. udah membuat kacau .." ucap Brian.
" kalian berdua berteman ?" tanya Mina.
" emm .. dia bekerja denganku" jawab Brian.
Terlihat dua pegawai cafe pun ikut membantu Surya membersihkan Cafe.
Brian dan Mina hanya duduk mengawasi mereka dengan serius. Tapi suasana canggung mulai Mina rasakan saat ia menyadari Brian yang benar-benar nyata berada disamping saat ini, dengan tampilan yang berbeda dari sepuluh tahun lalu.
" tapi .. kenapa tiba-tiba lu ada di Jakarta ..?" tanya Mina yang penasaran dengan keadatangan Brian yang tanpa diduga-duga muncul dihadapanya setelah ia mendengar semua cerita dari Arin.
" ada pekerjaan disini " jawab singkat Brian.
" ohh gitu .. gimana kabar lu selama di Kanada ? ekhf .. ini udah 10 tahun yaa .. Lu banyak berubah .." ungkap Mina membuat Brian terdiam menyadari sebuah jarang yang tak terlihat saat mendengar " 10 tahun ".
" lu juga banyak berubah .. ini cafe milik lu sendiri ?" tanya Brian.
" iya .. belum lama juga gue sewa gedung ini .."
Perlahan suasana canggung mulai menghilang diantara mereka.
" huff ... gue kira lu nggak bakal balik ke Jakarta lagi .." ucap Mina.
" iya .. gue juga nggak tahu " ucap Brian yang merasa lucu dengan dirinya sendiri.
" ahh .. ini .." ucap Brian sambil memberikan Mina sebuah kartu namanya yang langsung diterima oleh Mina.
" itu nomor gue .. telepon gue kalau lu dah selesai menghitung semua yang harus diganti .. dan sekali lagi gue minta maaf .." ucap Brian yang bersungguh-sungguh merasa menyesal.
Mina tampak heran melihat perubahan dari Brian yang sedikit berbeda dengan Brian 10 tahun yang lalu. " dia terlihat sangat dewasa" ucap Mina dalm hatinya.
" okke .. gue terima " ucap Mina.
" waohh .. ini benar-benar aneh yaa .. " ucap Mina yang merasa lucu dengan situasi yang sedikit aneh dan sangat kebetulan. Dua orang yang memiliki hubungan tak jelas dengan Arin tiba-tiba mucul diwaktu yang berdekatan. Apa lagi setelah mendengar cerita Arin yang mengarah bahwa Brian tidak akan kembali ke Jakarta tapi ternyata Brian kini ada disampingnya bahkan Fathan pun sudah balik dari Jepang setelah 2 tahun pergi.
" maksudanya ?" tanya Brian yang binggung dengan ucapan Mina yang terdengar ambigu.
" nggak bukan apa-apa .." elak Mina yang tidak ingin Brian mengetahui pikirannya. " oh yaa .. gua nggak bakal jamin semua harganya bakal murah yaa .." ucap Mina.
" iyaa gue tahu .. perabotan disini bukan dari barang murahan ..".
" ohh iya .. gue mau tanya .. selama ini gua penasaran sama ini .." ucap Mina sambil medekat kearah Brian yang langsung mencoba menjauhkan dirinya.
" apa ?".
" Lu udah punya istri yaa ? " tanya Mina yang snetak membuat Brian terheran dnegan ucapan yang sedikit membuat tak bisa berkata-kata.
" nggak ..".
" ahh .. belom tertanya, okke .. pacar ?".
" enggak ".
" ahh .. nggak punya juga .... ehhh tunggu .. kalau mantan lu punya berapa mantan ..?" tanya Mina seakan sedang meng-introgasi Brian yang semakin menjauh dari kursinya hingga ia hampiri tidak duduk diatas kursi karena Mina terus saja mendekat setiap kali bertanya.
" itu juga nggak ..".
" apa ? itu juga nggak ?" kaget Mina dengan jawab Brian kemudian ia pun kembali ketempat duduknya menjauh dari Brian yang langsung kembali ketempat duduknya juga.
" gue juga punya pertanyaan ..".
" apa ? lu masih berteman sama Arin ..?" tanya Brian yang sentak membuat Mina terdiam kemudian menatapnya dnegna tatapan curiga.
" kenapa ? Lu penasaran sama keadaan dia ..?" tanya Mina dengan sinis yang sentak membuat Brian langsung mengalihkan pandangannya.
***