***
Arin baru saja sampai didepan pintu apaterment yang akan ia tempati, sambil mengecek pesan dari teman sekamarnya yang mengirimkan kata sandi pintu apaterment.
" hari ini aku tidak ada dirumah .. kata sandinya .. 190909". - Kak July-
Kemudian Arin menekan satu persatau nomor yang dikirimkan temannya, dan terdengar bunyi dari pintu bahawa kata sandi telah berhasil.
Dengan perlahan Arin membuka pintu. " permisi .. aku masuk …" ucap Arin dengan suara pelan dan sedikit membungkkan badannya, bersikap sopan karena itu adalah sebuah etika saat masuk kerumah orang lain. Terlihat ruangan yang besar dan sepi karena si pemilik tidak berada dirumah.
" aku tidak akan ada dirumah beberapa hari ini .. jadi aku tidak bisa menyambutmu .. tidak usah sungkan, anggap saja ini rumahmu ..".
Arin mulai memasuki rumah tersebut sambil matanya menjalar kesuluruh ruangan yang terlihat seperti tidak pernah disentuh. Ruang tamu yang terlihat rapih, bahkan ruang dapur pun terlihat sangat bersih seakan tidak pernah dipakai.
" woahh .. benar-benar bersih .." Arin yang terpukau saat melihat kompor yang terlihat baru.
Segera Arin berjalan kearah kamarnya, setelah membaca pesan. Sambil medorong kopernya, tak butuh banyak langkah Arin sampai didepan pintu, lalu Arin perlahan membukanya, wajahnya langsung tersenyum saat mulai memasukki ruangan tersebut.
" waohh .. besar sekali .." ucap Arin yang terpesona dengan kamar yang terlihat sangat luas, kamar ini benar-benar berbeda dari kamarnya sebelumnya yang sempit. Hingga Arin tak bisa berkata apa-apa hanya kata " waoh ..!" setiap ia melihat semua sudut kamarnya. Padahal iya hanya membayar 600 ribu perbulan, tapi ia bisa menempati kamar sebagus dan seluas yang ia lihat.
"waohh .. kasurnya juga nyaman banget lagi ..?! kapan lagi bisa merasakan tempat kaya gini .."
Tiba-tiba Arin teringat sesuatu yang ia lupakan.
" ahh ..? benar ..? Bomi ..".
Arin yang baru teringat oleh pesan dari pemilik rumah untuk menjaga kucing yang bernama Bomi, dengan segera Arin terbangun dan berjalan keluar kamar, tapi langkahnya langsung terhenti, karena ia merasa ada sesuatu dibawah kakinya, Arin pun menundukkan kepalanya, dan terlihat kucing tersebut sedang melihat kearahnya dengan ruat wajah yang sangat lucu.
" ohh .. pasti Bomi yaa .." uca Arin sambil terduduk dan menggendong Bomi, wajahnya yang terlihat sangta bahagia, tentu saja Arin sangat menyukai kucing, terlebih lagi ini jenis Kucing Munchkin. Kucing yang selalu ia inginkan sejak kecil, tapi karena ibu nya tak mengizinkannya untuk memeliharan apapun itu.
" ohh .. lucunyaa .. Bomi .. hallo .. aku Arin .. semoga kita berteman baik yaa .." ucap Arin sambil beberapa kali mencium Bomi yang juga terlihat menyukai keberadaannya.
Malam musim panas, udara pun juga terasa panas paling enak ditemani sepotong es krim. Setelah merapihkan barang-barangnya, Arin berjalan disebuah taman yang tak jauh dari gedung apaterment. Ia berjalan bersama dengan Bomi yang terlihat bersemangat.
Terlihat disekelilingnya banyak orang yang sedang bersantai sambil melihat danau ataupun berolahraga. Mungkin karena ini kompleks apaterment mewah, membuanya memiliki sebuah danau buatan terbentang sangat luas, dengan pepohonan hijau yang tumbuh dengan sehat membuat udaran segar walau berada ditengah perkotaan,
Sudah sekitar 30 menit Arin berjalan, dan ia sudah menghabiskan es krim yang ia beli sebelum datang. Ia merasa badannya sudah berkeringat dan kakinya sudah mulai terasa pegal. Udara yang terasa panas membuat tubuh cepat berasa lelah.
Tiba-tiba Arin menghentikan langkahnya
" ohh .. tiba-tiba pengen cheesecake .." ucap Arin sambil mengenduskan hidungnya yang mencium wangi cake saat dirinya melewati cafe.
Arin pun memutuskan mampir ke sebuah café yang ada dihadapannya . Arin mengikatkan Bomi disebuah tiang yang disediakan cafe untuk pelanggan yang memiliki binatang peliharaan.
Tiba-tiba ponselnya berdering saat ia mengikat tali Bomu, dengan terburu-buru Arin mengikat tali tersebut. Setelah selesai ia langsung mengambil ponselnya disaku celananya.
" tunggu disini dulu yaa Bomi .." ucap Arin sambil mengelus lembut Bomi.
" Mina …?" saut Arin yang sedikit binggung saat melihat ponselnya yang ternyata panggilan dari Mina.
Arin mengangkat telponnya sambil berjalan kedalam café. " emm .. kenapa Min ?".
Arin mulai berjalan masuk kedalam cafe.
" udah selesai pindahannya ..?".
" udah kok .. masih diacara reunian ..? kenapa nelepon ..? sudah selesai acaranya ..?" tanya Arin yang sudah masuk, ia berdiri didepan seseorang yang juga sedang mengantri sambil melihat jejeran cake didalam etalase kaca yang terlihat sangat enak.
" emang acara belum selesai, gua cuman khawatir sama lu .. ohh iyaa ! ada berita penting yang harus gua sampein ke lu .." ucap Mina yang tiba-tiba terdengar bersemangat membuat Arin penasaran dan binggung dengan suara Mina, tapi matanya tertuju pada sepotong chessecake yang terpajang di etalase café yang terlihat sangat enak jika dimakan saat malam hari bersama dengan ice americano, pikiran Arin terbelah menjadi dua.
" ada apa ..? apa terjadi sesuatu ..?". tanya Arin sambil melihat daftar menu cafe.
" mau pesan apa ..?" tanya si pelayan café.
" tunggu sebentar .." ucap Arin kepada Mina agar menuggunya. " emm .. tolong latte greentea-nya satu sama cheesecake yang ini juga satu yaaa .." ucap Arin sambil menunjuk cheesecake tersebut dengan wajah tersenyum sambil mendengarkan Mina yang terus berbicara.
Walau sebenarnya ia tidak benar-benar mendengrakan ucapan Mina yang tidak ada berhentinya bicara. Ia hanya focus pada pesanannya.
" ini kembaliannya kartunya .. dan ini pesanannya .. selamat berkunjung kembali ..".
" iyaa .. terima kasih .." kemudian Arin pun berjalan keluar dan membuka pintu setelah ia selesai bertransaksi.
" ahh .. ada lagi yang pengen gua kasih tahu, Fathan dia juga tadi datang kesini !!!" ucap Mina sentak wajah Arin yang awalnya tersenyum langsung hilang sekejap dan langkahnya terhenti tepat didepan pintu.
" Fathan..?".
Arin hanya terdiam tak bisa berkata-kata apa. Bahkan ia sama sekali tidak mendengarkan Mina yang terus berbicara. Kini pandangannya tertuju pada seseorang pria yang sedang bermain dengan Bomi.
Dengan perlahan Arin terus melangkah mendekati Pria yang mengenakan setelan jas berwarna hitam dan formal, punggung pria tersebut membuatanya merasa tak asing, Arin terus mengelak dengan ingatkan tersebut terhadap seseorang yang baru saja disebutkan Mina, punggung teringat jelas diingatannya, dan semakin jelas sosok tersebut dibayangannya.
Arin masih terdiam ditempatnya terus menggelengkan kepalanya, ia merasa bawah penglihatannya sudah mulai aneh.
Perlahan pria tersebut memalingkan wajahnya kearah Arin yang seketika bola matanya yang sipit itu menjadi bulat sempurna saat memandang wajah yang kini tampak jelas.
" Fathan. .?".
Mereka terdiam seakan wkatu terhenti disana. Saling menatap satu sama lain seakan mereka masih tidak bisa mempercayai pertemuan mereka yang sangat kebetulan ini.
Dengan perlahan mereka saliang berjalan mendekat dan semakin dekat. Hingga meraka berdiri dihadapan satu sama lain dengan perasaan yang luar biasa canggung, seperti waktu terhenti.
" Arin ..? waoh .. udah lama yaa " ucap Fathan.
" waohh .. ini beneran Fathan ..??" tanya Arin yang masih tidak percaya dengan situasi ini.
" emangnya aku apa ?" ucapa Fathan yang sedikit tertawa karena ucapan Arin yang lucu.
" abisnya ... beda banget sama terakhir ketemu ..." Arin yang tersipu malu karena merasa canggung.
Rasa rindu yang selama ini ia tahan membuat Fathan tak bisa mengalihkan pandangan dari Arin. Menatapnya seakan melihat sesuatu yang sangat berharga. Ia sangat ingin sekali memeluk Arin, tapi ia sadar ia tidak bisa melakukkannya.
Entah mengapa selalu dia yang muncul dihadapanku. Walau sudah 5 tahun yang lalu saat terakhir kami bertemu, tapi dia kembali lagi lalu kenapa dia tidak kembali. Disaat seperti ini aku masih memikirkan orang yang bahkan tidak sekalipun memikirkanku.
Benar.
Seharusnya kau melupakannya.
Kenapa aku baru menyadarinya.
Haruskah aku kembali memulainya ?
***