Alex melihat wajah Abercio yang terlihat masam. hmm... siapa juga yang tidak jengkel, kalau tawanannya kabur lagi. tikus kecil satu ini bahkan jauh lebih licin daripada belut. "Ck! sepertinya paman menemukan lawan yang seimbang. pasti akan menarik." kata Alex dalam hatinya.
" ada apa paman memanggilku?" tanya alex. kedua tangannya menarik secara perlahan tali yang menjuntai ke bawah dan meletakkannya di sudut balkon. Jika tali itu tidak di ambil segera, maka akan membuat orang yang melihatnya menjadi curiga. Sebenarnya tanpa harus dijelaskan, alex juga tahu. Kalau tali yang ia pegang saat ini adalah alat yang digunakan gadis itu untuk kabur.
Hal itu terlihat jelas dari ekspresi wajah paman kecilnya yang muram dan marah. Tidak mungkin pamannya dengan sengaja membuat tali dari tirai untuk turun dari lantai 3 kamarnya, jika ia bisa dengan leluasa keluar masuk pintu kapan pun ia Menginginkannya.