Jennifer berhasil lepas dari cengkeraman Steven saat pria itu sudah berangkat ke kantor tadi pagi. Seorang pelayan saja tidak akan bisa mencegahnya meninggalkan jurang siksaan. Sehari bersama mantan kekasihnya seperti hidup di neraka. Cinta seperti apa yang hanya memberi tekanan dan penderitaan pada pasangan. Hanya keegoisan yang menuntut kepuasan.
"Huff… akhirnya aku bisa pulang juga."
Jennifer berbaring di kursi di ruang tamu. Dia sekarang bisa bernapas lega sejenak. Setidaknya di apartemen itu, tidak ada pria bernama Steven yang merupakan psikopat.
"Apakah kamu di rumah? Katakan padaku, kemana kamu pergi tadi malam?."
Jennifer tersentak dan langsung membuka matanya yang sempat terpejam sesaat. Suara itu sangat familiar. Ya, Jason. Kekasihnya ada di apartemennya saat ini.
"kamu. Kapan kamu datang?"
Kepalanya menengadah ke wajah Jason yang tidak senang. "Apakah kamu membawa makanan ini untukku?" Jennifer segera bangkit dan membuka kotak makanan di atas meja. Bau busuk mulai tercium dari dalam kotak makan siang. Bau basi makanan basi membuatnya mual dan hampir memuntahkan seluruh perutnya. Jennifer menutup kotak makan siang lagi dan memasukkannya ke dalam plastik dan membuangnya ke tempat sampah. Dari makanannya saja, sudah jelas bahwa Jason sudah lama berada di apartemennya.
"Kamu datang tadi malam? Maaf aku menginap di rumah Reyna tadi malam. Ini hari ulang tahunnya, aku sebagai sahabatnya tentu harus datang dan menemaninya ke momen indah itu."
Jennifer berusaha sealami mungkin di depan Jason. Dia tidak ingin kekasihnya tahu bahwa dia menghabiskan malam bersama Steven di vila pribadi milik mantan kekasihnya. Meski itu bukan keinginan Jennifer. tapi tetap saja, Jennifer harus merahasiakannya dari Jason.
Jason memandang Jennifer dengan curiga. "Dia berbohong padaku. Tadi malam aku sudah menelepon Reyna dan Jennifer sama sekali tidak bersamanya." Meski Jason tahu bahwa wanitanya telah membohonginya, Jason hanya bisa berbicara pada dirinya sendiri dan memilih untuk menyelidiki terlebih dahulu tentang kepergian Jennifer yang lalu. malam.
"Oh, Reyna ulang tahun. Kenapa dia tidak mengundangku? Aku harus meneleponnya dan memberinya hadiah." Kata Jason sambil tersenyum seolah dia tidak tahu kebohongan Jennifer saat ini.
Jennifer mulai panik. Jika Jason menelepon Reyna dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatnya, semua kebohongannya akan terungkap.
"JANGAN! Itu tidak perlu." Jennifer segera mencegah Jason menelepon sahabatnya dan segera meraih ponsel Jason.
"Kenapa? dia sahabatmu. Tentu saja, aku harus memberinya hadiah sebagai ucapan terima kasih karena telah menjagamu tadi malam. Lagi pula, dia juga berulang tahun, ini waktu yang tepat, kan?"
"Tidak perlu. Sayang, tidak perlu. Reyna tahu kamu sangat sibuk dengan pemakaman istrimu. Jadi, dia bisa mentolerirnya."
Jennifer meraih tangan Jason dan memeluknya untuk mengalihkan perhatian Jason. Jika masalah tak kunjung pulang tadi malam masih menjadi perbincangan, lama kelamaan Jennifer takut ia akan terpeleset lidahnya, bahkan mengungkap semua rahasia hubungannya dengan Steven.
"Sayang, bukankah kamu bebas sekarang?" Kapan kamu akan menikah denganku? "
Jennifer menempel erat di leher Jason. Seperti biasa, wanita cantik ini selalu dimanjakan, ketika ada keinginan. Semakin cepat Jason menikahinya, tidak perlu takut dengan biaya hidup dan juga ancaman Steven terhadapnya. Jason memiliki banyak harta dan bisnis yang hebat. Tentu saja, Steven bukan tandingannya. Pria di hadapannya juga sangat lembut padanya, berbeda dengan Steven yang sering bermain-main dengan memukul tangan bahkan mencekiknya hingga hampir mati.
"Tentu saja. Kita akan menikah nanti." Kata Jason yang membalas perlakuan hangat Jennifer. Memang, Jason tidak pernah bisa menolak pesona wanita di depannya. Meskipun dia marah. Kemarahan itu tidak akan bertahan lama di hadapan Jennifer.
Jennifer sangat senang mendengar jawaban Jason. Akhirnya mimpinya menjadi nyonya keluarga Kyle menggantikan Jasmine akan segera terwujud.
"Benarkah? Kamu tidak berbohong?" tanya Jennifer lagi untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak salah dengar.
"tidak, aku serius. Kita akan menikah secepatnya." Jawaban Jason membuyarkan keraguan Jennifer.
-----------------
penghuni keluarga Arion
Abercio masih berbaring di tempat tidurnya. Sakitnya masih bisa dirasakan junior. "Bagaimana hasil pemeriksaannya? Apakah semuanya baik-baik saja? Gadis itu gila! Dia menendang bagian itu dengan keras." Tanya Abercio kepada Dokter William. Meski Abercio begitu dingin dan tidak peduli dengan wanita genit di sekitarnya, bukan berarti dia tidak peduli dengan masa depan keturunannya.