Camelia masih terdiam disana, tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulut manisnya. Rey benar-benar tidak bisa mengerti sedikit pun tentang penolakan halus yang katakan istrinya. Bahkan ketika Camelia menjelaskan jika rasa sakit malam pertama itu masih terus terasa hingga sekarang, entah karena sedang mabuk atau apapun. Rey tetap tegas dengan keinginannya saat ini, tidur dan menikmati malam yang indah bersama sang istri dikamar ini.
Lengan kekar itu mengusap lembut kepala Camelia tidak seperti biasanya yang selalu berbuat kasar, bahkan bisikan iblis yang selalu Rey ucapan kepada setiap wanita yang selalu dia tiduri terucap kembali malam ini. Camelia memang sedikit terpengaruh, apalagi suara berat yang khas itu berhembus di telinga kanannya dengan begitu mesra. Sebelah tubuhnya pun sampai merinding tak karuan karena perlakuan si lelaki brengsek ini.
"Jangan menolak suamimu, atau kau akan merasakan akibatnya," bisik Rey ditelinga sang istri.