Chereads / labiill / Chapter 9 - suasana memanas

Chapter 9 - suasana memanas

pagi pagi aku mendengar keributan sangat keras depan rumah berisik sekali .aku keluar dan cek ada apa di depan rumah

ternyata....

" lah terus emang Dimas sama Yaya ada hubungann apa ga ada hubungan apa apa paham ?keponakan saya ga pernah ngejar ngejar anak anda .anak anda aja yang sering kerumah"

. ucap Tante Yaya .

kemudian sambil melihat ke arahku ibu Dimas menjawab perkataan Tante Yaya.

"intinya neneknya dia ga setuju saya juga ga setuju okeh"

jawaban ibunya Dimas .

keadaan sudah mulai memanas sebaiknya aku angkat bicara .

"ada apa .tenang aja ibunya Dimas aku sama Dimas ga ada apa apa kami hanya teman biasa".ucap ku dengan nada lembut.

kemudian ibu nya Dimas membalas ucapan ku dengan nada tinggi sambil menunjuk nunjuk ke arahku.

"orang kota gaya hidup selangit pasti cuman mau harta anak saya aja"ujarnya aku tetap berusaha melembutkan suara .

"maaf Bu sebesar besarnya harta bisa saya cari saya juga wanita karir pada intinya saya ga ada hubungan sama Dimas"berusaha meyakinkan dan mengakhiri perdebatan .

tante yaya pun peka bahwa aku tidak suka perdebatan .

"kamu dengar? tidak ada hubungan di antara mereka"

ucap Tante yaya.

tapi ibu Dimas masih bersih keras dan secara tidak langsung ibu Dimas seperti mengusir Yaya pergi.

"mending pulang deh kamu ke Jakarta di sini cuman bikin anak saya berharap nantinya".ujarnya.

aku pun tidak kuat menahan perkataanya yang sangat menyakiti hati seraya berkata.

"tenang aja Bu tanpa ibu suruh saya memang mau kejakarta lagi ".ucap ku

"bagus deh".ujar ibunya Dimas sambil pergi meninggalkan rumah Tante yaya.

tante Yaya merangkul pundak ku untuk membawaku masuk kedalam rumah

"ayo ya masuk lama lama kita gondokan liat orang kaya gitu".ucap Tante ku

aku berfikir orang tuanya seperti itu wajar mungkin mereka tidak tahu bobot dan bibit aku karena akupun orang baru di Bandung jadi jelas ibunya takut apa bila hal lama terulang .sedangkan berita anaknya yang gagal menikah sudah tersebar.tapi memang ada terbesit di pikiran ku dari pada terus terusan seperti ini lebih baik aku menjauh dari Dimas dan pergi kejakarta lagi karena fram juga ingin menjemputku pulang .orang tuaku sudah lama pulang kembali kejakarta aku akan menyusul mereka .