Chereads / Ghosthing / Chapter 2 - Chapter 1

Chapter 2 - Chapter 1

*SFX: Kringgg Kringg kringg*

Suara alarm hp ku membangunkanku dari tidur lelapku. jam berapa sekarang? aku berharap semoga hari ini tidak terlambat lagi seperti kemarin. Aku melihat ke hp ku sekarang merupakan hari rabu dan aku tidak kerja hari ini.

bangun dari tidur aku melihat ke arah jam dinding dan jam telah menunjukan ke arah jam 5. Aku mengambil gelas di meja sebelah kasurku dan meminum air putih untuk meredakan rasa haus setelah tidur.

Masih ada waktu untuk masak buat sarapan dan bekal buat siang nanti. dan setiap pagi ini lah rutinitas ku bangun jam 5 untuk masak buat sarapan, buat bekal makan siang, dan kalau ada pekerjaan pas malam pasti nya aku buat makan malam juga dari pagi.

kenapa aku lakukan semua itu? sejujurnya saat memasak aku merasakan tenang dan aku memasak juga karena keharusan hidup mandiri karena ayah ke rumah juga jarang bahkan bisa 1 atau 2 bulan sekali ke rumah hanya untuk ke rumah untuk check rumah dan ketemu sama aku.

Sepi? Kadang aku merasakannya sih tapi biasanya selalu datang beberapa teman-teman atau gak tetangga sebelah yang kebetulan males masak jadi dateng kesini makan bareng. dan biasanya aku pergi kerja pas malam atau gak ya seperti biasa.

membantu roh-roh gentayangan untuk kembali ke alam sana.

aku pun beranjak dari kasur lalu pergi ke dapur untuk memasak. menyalakan televisi untuk melihat apa ada berita menarik sambil aku memasak makanan.

"selamat pagi kota jayabaya. hari ini musim hujan telah tiba pada bulan ini dan kami menghimbau warga untuk berjaga-jaga untuk membawa payung dan merawat kesehatan. kembali ke berita-"

Aku memasak sayur asem dan omelet untuk bekal nanti siang dan kemungkinan gak bakal pulang malam karena bukan jadwal nya aku bekerja.

kenapa aku masih membantu roh-roh kembali ke alam sana? Gimana ya udah 5 tahun semenjak aku terbangun dari koma dan mempunyai penglihatan aneh ini tapi entah kenapa masih aj terpacu melakukan hal ini.

mungkin

aku hanya kagum dan senang dengan semua orang bahagia. melihat senyum seseorang dengan tulus itu yang membuatku senang.

melakukan tanpa pamrih dan imbalan. hal itu yang selalu kulakukan untuk semua orang yang kubantu.

dan waktu aku tersadar dari koma aku gak punya sama sekali tujuan hingga aku mencoba untuk membantu perempuan tersebut aku setidaknya mendapatkan tujuan hidup ku.

selesai masak aku melihat sudah jam 6 pagi dan bersiap untuk mandi dan bergegas pergi ke sekolah.

aku teringat kembali dengan surat yang aku janji kepada perempuan di rumah sakit tersebut. ternyata surat itu diberikan kepada suami nya yang sudah 1 tahun ditinggalkan dia. dan jika bisa menebak isi surat itu dia berpesan kepada suami nya untuk bisa merelakan nya dan mendapatkan kehidupan baru.

karena dari ekspresi muka suami nya mengatakan segalanya. dia menangis setelah melihat surat tersebut walaupun dia tersenyum setelahnya. tapi surat itu pasti membuat hati nya tersentuh dari lubuk hati nya.

selesai mandi aku melihat diriku di kaca. Aku memiliki rambut hitam tinggi sekitar 175cm dan berat badan 65 kulitku termasuk nya ke warna putih tapi rada kecoklatan dan mata ku terlihat berwarna coklat dilihat dari kaca.

perubahan yang signifikan dari 5 tahun yang lalu. tapi entah bagaimana aku masih ingin tinggi lagi. kayak tinggi 175 masih kurang bagi aku. kayak tinggi 175 masih kurang ideal buat di bandingin dengan beberapa orang asing.

ganti baju sekolah terus mengemas bekal untuk makan siang aku mengambil tas dan berangkat sekolah dengan jalan kaki karena tidak ada kerjaan pas malam nya.

*SFX:Troooont Trooont*

aku menengok mobil yang klakson di belakangku dan melihat ada mobil hatchback familiar yang berhenti di sampingku.

pengemudi mobil tersebut membuka kaca nya dan terlihat seorang wanita berumur 20an yang mengendarai mobil tersebut. dia memiliki rambut hitam ikal panjang bak model dan tampang wajah nya yang mempesona. mengenakan kemeja putih beserta jas nya yang berwarna biru dongker.

"Naik sini van, sekalian kakak berangkat kerja."

ahh.

aku berharap tidak ditawarin untuk masuk ke dalam mobil nya tapi lebih hemat waktu jika naik bersama nya. tapi kalau aku ikut dia setidaknya bisa bersantai di dalam mobil nya dibandingkan jalan kaki.

dengan berat hati. aku membuka pintu mobil nya dan masuk di kursi sebelah kemudi.

"Terimakasih untuk tawarannya kak Shelly, tapi kalau bisa jangan ngebut ya, ini masih jam padat." ujarku sambil tersenyum kepadanya.

"Hihh... itu kan udah lama sekali kayak udah 1 minggu yang lalu." gak itu bukan lama bodoh. "lagian juga kakak terlambat kalau gak ngebut. bersyukur lah kalau kakak pernah diajarin balapan liar." jawabnya sambil tertawa.

tidak bisa dipercayai aku akan olahraga jantung di pagi hari. lebih baik aku menggunakan motor aj tadi.

wanita yang di sebelahku ini bernama shelly wijaya. dia tetangga rumahku dan kebetulan untuk ke kantor nya melewati sekolah ku. shelly udah 5 tahun menjadi tetangga di rumahku dia mempunyai rumah persis di sampingku dan hebatnya rumah tersebut milik pribadi dia. pribadi shelly sangat anggun dan lemah lembut jika dilihat dari luar nya. asli nya dia sangat childish dan kadang clingy banget kalau udah Kenal banget.

sebenarnya sebelum aku mengalami amnesia aku tinggal di jakarta dan menghabisi masa kecilku disana. tapi mungkin karena pekerjaan ibu yang dipindahkan ke kota baru jayabaya ini jadi nya kami harus pindah kesini untuk menetap dan ironisnya saat kami ingin berpindah kami mengalami kecelakaan yang membuatku mengalami amnesia dan membuatku punya penglihatan seperti sekarang.

Setelah kecelakaan tersebut ayahku setuju untuk menjadikan kota jayabaya sebagai rumah keluarga. mungkin ayahku tidak bisa menahan rasa rindu nya terhadap ibu ku sampai dia tidak bisa menetap di rumah lama kita. aku pernah ke rumah yang di jakarta walaupun nihil hasil karena aku tidak bisa mengingat siapa diriku dulu. jadi karena kejadian tersebut lah alasan jayabaya menjadi rumah keluargaku sekarang.

dan kebetulan shelly juga pindah bersamaan dengan keluargaku. dia disini bekerja di sebuah perusahaan Food and beverages sebagai manajer nya. sama ini pertama kali nya dia merantau karena selama kuliah dia tidak bisa merantau mungkin faktor anak cewek jadi nya tidak di ijinkan kuliah jauh-jauh mungkin.

pertama kali dia dikenalkan dengan aku pas dia meminta tolong untuk meminjam obeng dan palu untuk rumah nya. sejak saat itu kami sering ngobrol dengan dia dan sering mengajaknya untuk makan bersama. karena kedekatan kami ayahku sering meminta shelly untuk menjagaku selama ayahku pergi ke luar negeri. dan shelly juga sering dianggap seperti anak sendiri bagi ayahku. kadang shelly bisa menjadi kakak yang bisa diandalkan. tapi seringnya jadi kakak yang membebankan sih.

"Kalau balapan di track atau jalan sepi gapapa. lah ini mah balapan siapa cepet ketemu allah adanya bodoh."

"sembarangan ya ngomong nya siapa sih yang ngajarin ngomong gitu?" gak ngaca nih orang.

"lah kakak kan yang sering ngomong."

"lah kapan? kakak gak pernah ngomong git-"

"lusa kemarin dateng-dateng minta makan terus curhat tentang direktur memberikan tugas yang gak ngotak terus bilang manajer nya kek anjing."

"Baik... tapi itu cuma sekali dan sebelum nya gak pernah ngomong gitu lagi."

aku pun mencoba membuka mulutku untuk menjawab pertanyaannya.

"iya iya sering kok kakak ngomong keceplosan gitu."

aku pun tersenyum senang karena menang berargumen dengannya.

"btw rivan kamu tumben gak pakai motor?" tanya shelly.

"lagi gak mood aj sih naik motor pengen naik bus umum tadi nya. sama gak kerja hari ini jadi gak dibawa deh."

"Ohh lagi mau jalan toh, ya bagus deh habis nya bagus untuk jalan ke sekolah." aku tersenyum kepada nya.

===

kami mengobrol ringan selama perjalanan tidak ada hal yang penting selain bicara tentang gimana sekolahku dan pekerjaan shelly. perjalanan kami ke sekolah cukup cepat karena shelly senang menyalip mobil walaupun hampir nabrak sekalipun. lalu kami pun sampai di depan sekolah kurang dari 20 menit.

"Ohh ya, nanti aku gak bisa makan bareng dulu ya di rumah. aku sedang ada ditugaskan keluar kota dulu paling sabtu balik sih."

"Ohh okay deh kak. nanti jangan lupa oleh-oleh nya ya."

dia pun mengusap kepalaku sambil tersenyum."iya-iya deh apa sih yang enggak untuk adik angkat ini" aku tersenyum mendengar perkataannya.

"Yaudah aku duluan ya kak, hati-hati dijalan okay." aku membuka pintu dan keluar dari mobil sambil melambaikan tangan jalan ke sekolah.

sekolah ku ialah sma negeri 1 kota jayabaya. sekolah nya masih terbilang dibanding sekolah di kota lain karena baru ada 15 tahun semenjak sekolah ini dibuat oleh pemerintah daerah nya. dan sejarah sekolah ini juga biasa aj gak ada yang spesial.

"Tumben pagi sampe sekolah van." aku menoleh ke sampingku dan melihat ada temen kelas ku dian. dian temen sma yang smp nya pernah bareng. dia juga sering ke rumahku kalau lagi bosen sama temen kelas jadi kami cukup dekat juga.

"ahh biasalah, tadi aku diantar naik mobil jadi rada cepat."

"Ohh dianter sama kak shelly?"

"yoi, biasalah ngendarainnya kek gimana." jawabku sambil tertawa. yang tau dengan cara mengendarai kak shelly kayaknya cuma ayahku, dian, dan putri. karena mereka berdua memang sering banget ke rumah untuk main sih.

"bagus dong olahraga, walaupun olahraga jantung." balas dian sambil tertawa mendengar jawabanku.

"bersyukur lah gw masih bisa hidup sekarang karena gak tau lagi darimana tuh cewek belajar mengendarai."lalu kami pun ngobrol biasa sepanjang jalan ke kelas. kelas kami berada di lantai 3 jadi kami bisa melihat pemandangan sekeliling sekolah dari sini.

setelah kami sampai di depan kelas dian masuk duluan untuk meminta pr buat hari ini. aku pun mencoba untuk masu-

jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat.

apa?

aku membuka kacamataku dan melihat ke arah samping ke arah koridor dan melihat ada seorang roh perempuan gentayangan yang mengenakan seragam sma namun seragam tersebut mempunyai corak darah di daerah perutnya. dengan rambut panjang yang menutupi seluruh muka nya dan kulit pucatnya dia berdiri di lorong tiap kelas.

*SFX:TING TING TING*

suara bell sekolah telah terdengar di seluruh penjuru sekolah. aku yang tadinya ingin membantu roh tersebut untuk pergi dari dunia ini harus mengikuti kelas dulu dibandingkan membantu dia.

mungkin lebih baik jika aku membantu nya pas selesai kelas dan semua murid pulang daripada sekarang karena bakal dianggap aneh oleh orang-orang.

aku masuk kelas dan duduk di meja ku sambil memikirkan mengenai roh tersebut.

kegiatan belajar mengajar terasa lebih cepat hingga jam istirahat makan siang karena memikirkan apa ada cerita hantu di sekolah ini. apa bisa saja dia roh yang berpindah-pindah ke tempat lain. dan apa dengan corak darah di perutnya? apa dia memiliki luka tusuk di perut?

"melamun terus van? lagi mikirin cewek ya?"

aku melihat ke arah siapa yang ngomong tadi dan melihat seorang perempuan yang memiliki rambut panjang yang berwarna hitam dan memiliki warna kulit putih. dia putri teman kelasku dan juga teman dekatku karena sering ke rumahku untuk main sama dian dan temen-temen nya.

"gak yaa, gw gak pernah mikirin tentang cewek yee."

"hehhh, kalau gak pernah mikirin cewek lu gak bakal bisa punya cewek loh." ya ampun nih cewek dapet darimana tips mikirin cewek biar dapet cewek.

sebenarnya gak salah juga habisnya roh yang kupikirkan cewek.

tapi beda kasus nya lah cewek itu sama orang normal.

"lah emang mikirin cewek dapet cewek nanti nya?" tanyaku sambil tersenyum.

"gak tau juga sih." bener kan. "btw tumben lu bengong selama pelajaran. lagi ada masalah?" mungkin putri tau kali ya tentang cerita hantu di sekolah ini.

"gak juga sih, sebenarnya aku tadi merasa tiba-tiba dingin aj pas mau masuk kelas. aku kepikiran apa ada setan atau hantu gitu yang lewat jadi nya kepikiran deh tentang hal itu."

"heh...hantu ya?" semoga saja dia tau sih tentang hantu yang bisa jadi petunjuk tentang dia. "Ada sih cerita 7 tahun lalu. jadi ada siswi disini yang hamil diluar nikah. cewek itu minta nikah sama pacarnya tapi pacarnya justru menolaknya sama malah pergi dari luar kota. mungkin karena beban pikiran dia bunuh diri dengan terjun dari lantai 3 sewaktu lantai 3 lagi dibuat jadi kelas. dan kejadiannya malam hari sih katanya sih setiap malam roh tersebut masih mencari pacarnya hingga mati pun."

aku terdiam.

aku jujur turut berduka mendengar kisah tersebut. seseorang tidak pantas untuk mendapatkan hal tersebut. mau itu seseorang yang sedang hamil pun.

pertanyaanku sudah terjawab oleh putri mungkin aku akan mencoba untuk membantu dia pas sore.

"ohh okay, mungkin dia kebetulan lewat kali jadi nya dingin gitu." balasku sambil tertawa. "tapi, terimakasih loh gw dikasih tau tentang cerita gini, bantu banget." sambil tersenyum ke putri.

putri tersenyum jahil kepadaku. "Hah? apa? lu takut? masa cowok takut sama hantu." sambil tertawa kepadaku.

"gak ya, yang pertama sering kagetan kan lu waktu camping sekolah aj selalu minta ditemenin sama dewi." balasku sambil tertawa.

"jahat rivan!" muka dia terlihat panik di ingetin sama hal tersebut.

"masih inget aj kejadian camping gila. btw nanti kapan-kapan gw, dian, sama temen-temen bakal main ke rumah jadi siapin makanan ya."

"ya ya ya, ntar kabarin aj ya kapan lu mau ke rumah okay."

"okay rivan." dia pun berjalan pergi ke meja nya dan kelas pun dimulai.

===

waktu cepat berlalu dan kelas pun sudah berakhir untuk hari ini. melihat murid sekolah pulang dari sekolahnya sambil membawa tas nya dari lantai 3 merupakan hal yang sering ku lakukan karena aku sering meluangkan waktu di kelas sebelum kerja.

waktu telah menunjukan jam 16.00 awan menutupi matahari dengan banyaknya sehingga menjadi warna abu. beberapa menit yang lalu matahari masih bisa terlihat tapi sekarang hanyalah awan mendung yang menutupi langit sore.

aku pun berjalan dan mencari roh perempuan tersebut. beberapa menit berlalu dan menemukan aura negatif tersebut.

jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat, jahat.

aku pun membuka kacamata ku dan melihat ke belakangku dan menemukannya berdiri di lorong tiap kelas.

aku yang sudah sering bertemu dengan roh tidak merasa kaget lagi dengan hal seperti ini.

"Hey, kamu yang tadi pagi berdiri di lorong tiap kelas ya? kaget sih pagi-pagi ketemu kamu di lorong."

roh tersebut tidak menjawab

"Kalau kamu memikirkan apa aku bisa melihat kamu? iya aku bisa ngelihat kamu dengan jelas kok."

"kamu...bisa melihatku...?" aku tersenyum dengan respon nya dan menjawabnya dengan mengangguk.

aku tau aku tidak bisa melihat raut muka nya tapi aku bisa menebak pasti dia terkejut setelah mendengar perkataanku.

roh tersebut pun memalingkan badan nya dariku. "ikut... aku.. " lalu roh tersebut berjalan meninggalkan aku.

mungkin dia ingin melihatkan sesuatu. lalu aku pun mengikuti nya hingga berada di sebuah kelas di ujung lorong kelas ini. dia masuk ke kelas tersebut dan duduk di salah satu kursi.

aku pun mendekati ke kursi tersebut dan melihat sebuah tulisan di meja bertulisan Ratna cinta Rangga.

Ohh pasti ini adalah hal yang mengingatkannya selama dia hidup.

"Ohh jadi namamu ratna? nama yang bagus tuh."ujarku sambil tersenyum.

"Dulu nya, sekarang aku cuma seorang hantu yang orang pasti tidak tau nama asliku."

"lah aku tau nama kamu? kamu ratna dan kamu juga sekolah disini juga."

ratna pun tersenyum "lucu deh, udah lama sih aku tidak pernah bisa komunikasi dengan seseorang. dan cuma bisa melihat tanpa bisa ngomong menyakitkan ya? aku seperti orang bisu yang cuma bisa ingin dimengerti oleh tiap orang yang tidak bisa lihat aku."

"Kamu bisa kok ngomong denganku ratna." ujarku sambil tersenyum kepadanya.

walaupun aku tidak bisa merasakan rasa nya seperti apa jadi roh. tapi aku tau rasa nya tidak ingat apapun termasuk diriku sendiri. rasa nya ada hal yang mengganjal di pikiran dan berharap untuk tuhan sekalipun untuk menyembuhkan ingatanku.

tapi kita tidak bisa lakukan itu.

kita berdua hanya manusia yang memiliki masalah batin yang menyiksa kita.

"tapi aku selalu menyesal untuk melakukan hal itu dengan dia." ratna menunjuk ke arah nama rangga.

"aku berharap waktu bisa kembali dan memperbaiki segala nya. aku berharap tidak bisa hamil pada waktu itu. aku berharap orang tua dan guruku bisa menyelesaikan masalah." ratna pun meneteskan air mata dari kedua mata yang tertutup dengan rambutnya.

"tapi yang kudapatkan hanyalah siksa batin dan aku cuma dilihat sebagai perempuan murahan. gak ada teman yang mendukung dengan keadaanku selain menyalahkan aku." ratna pun tertawa sedih.

Benar

kadang orang tidak memikirkan bagaimana perasaan orang lain dan menyalahkan dibandingkan melihat bagaimana perasaan orang tersebut.

orang-orang tidak tau bagaimana rasanya yang dirasakan korban dari suatu permasalahan. mereka hanya melihat hal itu tidak sesuai dengan normal mereka dan karena hal tersebut banyak orang yang mempunyai pendapat buruk tentang korban hamil.

mau itu orang tua, guru, atau teman-teman sekalipun

mereka mempunyai pandangan normal bahwa hal itu salah dan tidak dapat memberikan solusi yang baik bagi korban nya.

"Aku hina ya? sampai akhirat pun tidak menerimaku disana."

hujan pun turun dan meneteskan tiap air nya ke semua jangkauannya. air yang bersentuhan dengan tanah memberikan suasan sejuk dimanapun.

aku melihat ratna sambil tersenyum.

"Kamu gak hina, kamu suci kok ratna"

ratna pun menatap ku.

"kamu suci karena kamu masih remaja dan waktu remaja ialah waktu untuk belajar dan melakukan kesalahan."

"Menyesal karena kesalahan itu lebih baik dibandingkan kita tidak mempedulikan kesalahan kita. karena kita bisa belajar dari hal tersebut."

"kamu gak bakal bisa balikan waktu, tapi kamu bisa membuat semua nya menjadi lebih baik dari kemarin."

"tapi aku telah melakukan kesalahan yang besar!"ujar ratna dengan nada keras sambil berdiri di sampingku.

aku pun memegang kedua pundak nya dan menatap nya.

"tidak ada kesalahan yang besar kecuali hal tersebut tidak bisa jadi pembelajaran bagi mu. dan jangan berharap ke orang-orang untuk dirimu. yang mengerti dirimu hanyalah kamu sendiri."

aku melihat ratna yang didepanku tubuhnya bergetar. mungkin dia senang karena ada orang yang bisa mengerti nya.

"Aku sakit hati sama semua orang... " ratna mengatakan hal itu sambil menangis. "aku butuh orang yang bisa mengerti keadaanku.. tapi gak ada yang datang pada waktu itu..."

"kenapa baru sekarang kamu datang kepadaku?" ratna menatapku walaupun tertutup oleh rambut.

aku tersenyum kepada nya "mungkin tuhan telah mempertemukan aku dengan kamu yang ada di lorong waktu itu."

"Temani aku... untuk sementara ini... "

"baik ratna" jawabku sambil tersenyum lebar.

jadi kami pun berbicara lama di kelas kosong, kami membicarakan berbagai hal mulai dari sekolah zaman dulu gimana dan guru-guru nya juga. sama bercerita tentang diri masing-masing.

waktu berlalu dengan cepat dan waktu telah menunjukan jam 6.30. hujan pun sudah reda dan kami masih mengobrol tentang hal hal tidak penting sekalipun.

hingga tubuh ratna tiba-tiba mengeluarkan cahaya.

"hah, apa ini?" ratna melihat diri nya diselimuti oleh cahaya. "Ini baru.. tapi ini juga membuatku senang." ujarnya sambil tersenyum.

aku tersenyum kepadanya "ini adalah keajaiban untuk orang suci. keajaiban untuk orang yang berhasil menyelesaikan permasalahan selama hidupnya."

"Heh... jadi ini rasa nya senang? udah lama banget gak merasakan hal ini." tubuh ratna yang pucat kembali ke warna putih normal serta rambutnya yang menutupi muka nya memperlihatkan paras nya yang manis.

ratna pun melihat ke diriku "Hey, aku tidak pernah tau nama kamu?"

aku melirik ratna dengan terkejut lalu tersenyum. "Rivan, Rivan tiano barasera."

"Rivan ya? nama yang bagus, aku akan mengenang nama kamu selalu rivan." ratna pun tersenyum. lalu sebuah orb yang membentuk bayi berada di tangannya.

"aku belum menamakan anak aku." ujar ratna.

"Tapi nama rivan kayaknya pas untuk anak aku." lalu ratna pun tersenyum sambil menangis kepadaku. "Terimakasih banyak telah membantu kami rivan, kami bersyukur bisa bertemu kamu."

Lalu mereka pun menghilang menjadi secercah cahaya yang hilang perlahan.

dan aku sendiri di ruang kelas ini. sendiri dengan keadaan yang senang telah menyelamatkan seseorang lagi.

tidak ada salahnya kan untuk membantu setiap orang tersesat? itu pertanyaan yang tiap hari kupikirkan tiap aku menyelamatkan roh.

lalu aku pun beranjak keluar kelas tersebut dan pulang dari sekolah.

===

aku pulang menggunakan bis umum dari sekolah dan melihat ke arah jam tanganku yang menunjukan jam 20.00.

aku berhenti di halte bis yang dekat dengan rumahku dan menemukan diriku berada di halte bis sendirian.

tumben sendiri. biasanya banyak orang jam segini pulang.

lalu aku pun berjalan ke arah rumah. perjalanan rumah cuma sebentar butuh waktu 15 menit. namun ada hal yang mengganjal di pikiranku sekarang.

kenapa aku tidak berpapasan dengan orang sekalipun saat aku jalan?

lalu, didepanku ada seorang wanita yang terlihat berumur 20an yang mempunyai paras yang cantik serta warna kulit yang putih dan rambut model bobcut, dia mengenakan jaket hoodie bulu yang berwarna hitam dan kaos polos berwarna putih, celana yang ia kenakan ripped jeans yang berwarna biru dan sepatu converse high berwarna putih.

jujur saja untuk pandangan pertama cewek ini membuatku terpukau dengan paras nya.

kami pun berjalan untuk saling berpapasan satu sama lain.

lalu disaat kami bersampingan dengan satu sama lain.

"Jangan keluar malam jika masih sayang nyawa kau."

aku yang sedang berjalan ke rumahku berhenti sejenak setelah mendengar perkataannya. lalu aku melihat ke belakang dan mendapati orang tersebut sudah hilang.

siapa dia? ada apa dengan hari ini?

lalu, aku tanpa berpikir panjang melanjutkan perjalanan ke rumah dengan mempertanyakan siapa wanita tersebut?

#End#

#AN : Hi semuanya! maaf kalau rada panjang tiba tiba lagi niat nulis aj dan lagi bosen juga malam ini wkwk. jadi like dan krisar ya.

thank you all!