Saya mendengar suara siulan. Itu dekat, dan aku mendengarnya setiap kali aku mengangkat dadaku. Jadi saya tahu bahwa itu bukan angin, tetapi suara yang datang dariku.
Ruangan ini sangat dingin, sangat gelap. Ah, bukankah aku pernah berbohong di lantai yang dingin ini dengan cara yang sama sebelumnya? Saya menutup mata dengan pikiran itu. Air mata, darah, aku tidak tahu yang mana, mengalir di pipiku.
Angin kencang bertiup melalui jendela.
Saya mendengar halaman buku harian di meja membalik.
Itu adalah buku harianku.
Sebuah buku terikat merah di mana segala sesuatu tentangku ditulis. Saya bisa mengingat semua itu, dengan mudah jika hanya terjadi kemarin.