Aku memiliki 9 orang guru dan kesemuanya adalah guru yang hebat. Setiap guruku, memiliki keunikan tersendiri. Aku yakin bisa mendapatkan nilai terbaik dengan dibimbing oleh mereka. Guru Fisika atau IPA, Guru Biologi, Guru Matematika, Guru Agama, Guru Geografi, Guru Olahraga, Guru BP, Guru Tata Boga, Guru Bahasa Indonesia. Nah, dari guru tersebut, aku paling disayang oleh Guru Fisika dan guru Geografi
Guru fisikaku seorang perempuan , ibu muda yang cantik seperti artis. Aku sering membuat dia takjub karena nilai fisika atau Ipaku sangat menonjol dibandingkan murid lainnya. Aku bahagia bahwa aku bisa mencapai prestasi terbaik di bangku SMP ku ini. Nah, adapun Guru Geografiku seorang lelaki juga sudah menikah dan dia adalah guru yang paling banyak di idolakan oleh murid-muridnya.
Guru geografi ku ini, seorang yang sering memberikan pekerjaan rumah kepada murid-muridnya sehingga ketika ada 1 orang murid saja tidak mengerjakan tugas, maka dia akan marah menghukum murid tersebut untuk berdiri di depan murid yang lain sambil kaki diangkat satu dan tangannya juga diangkat untuk menjewer dirinya sendiri. Tapi terkadang juga hukumannya adalah keliling lapangan upacara sebanyak 10 kali putaran dan teman aku yang sering mendapat hukuman, namanya adalah Reza dan Jamal. Aku selalu menjadi murid terbaik juga buat guruku ini. Guruku ini bernama Bapak Riyadh. Nah, ternyata setelah aku cari informasi, Bapak guru idola ini, rumahnya di Karawang. Beliau rela berjuang dari jam 4 subuh untuk berangkat menuju lokasi sekolahku di Jakarta dan setiap hari, beliau pulang ke rumahnya di sore hari tanpa rasa letih. Aku bingung juga sih, kok segitu berjuang nya dari Karawang ke Jakarta. Tapi aku ini cuma murid kelas 1, jadi aku belum bisa berbuat apapun. Sementara itu, aku belum bisa juga memahami apa makna mencari nafkah karena aku belum pernah mencari nafkah. Orang tuaku masih membiayai sekolah ku dengan baik dan aku hanya tahu bahwa Papa dan Mamaku berdagang kaos kaki dan hasil nya lumayan bisa mencukupi kebutuhan keluarga kami. Aku adalah anak yang beruntung karena kedua orang tuaku hidup dengan rukun dan damai sehingga mereka saling membantu dalam mencari nafkah untuk anak-anaknya.