"Mau membaginya denganku?" Tanya Dashi, wanita itu bahkan sampai harus menyeret kursinya agar bisa lebih dekat dengan Aletha.
Senyum tulus yang terpancar dari bibir Dashi membuat Aletha banyak mengucapkan rasa syukur karena Tuhan mengirimkan ia sosok sahabat yang begitu peduli padanya.
Cara wanita itu memulai pembicaraan pun sangat Aletha suka. Wanita itu bertanya apakah Aletha bersedia untuk berbagi kisah dengannya dan bila Aletha berkata tidak, maka Dashi akan bertindak biasa saja dan malah memberi Aletha ruang untuknya sendiri. Seperti itulah gambaran singkat mengenai persahabatan mereka berdua.
Aletha memang tidak sepenuhnya terbuka pada Dashi dan hal yang sama juga berlaku pada wanita itu.
Mereka saling menghormati ruang lingkup masing-masing dan sama-sama berpikir realistis jika hidup terkadang juga membutuhkan sesuatu yang bernama privasi yang bahkan bagi seorang sahabat tidak perlu untuk mengetahuinya.