Ara menjambak rambutnya frustasi, ia telah mengirimkan CV-nya pada beberapa perusahaan dan tidak ada satupun yang mendapat tanggapan bahkan setelah 2 bulan lamanya.
"Ibu, bagaimana nasib anak cantikmu ini?! Hua..." Teriak Ara setengah merengek atas situasi hidup yang kini dialaminya. Tubuhnya ia rebahkan pada kasur empuk serta kaki yang menendang tak tentu arah. Sebuah pelampiasan atas rasa kesalnya.
Ara seketika menghentikan aksinya sendiri disaat dirinya sudah lelah.
Sebuah bantal yang biasa ia pakai terjatuh cukup jauh. Begitupun dengan gulingnya. Sekarang ia mempunyai pekerjaan baru dengan menata kembali seprei yang kusut masai akibat dari ulahnya sendiri.
