"Apa?"
Aletha dapat mendengar dengan jelas jika di seberang sana Dashi sedang menjerit keras.
"Tak usah banyak bicara ataupun bertanya, Dashi. Turuti saja ucapanku." Ucap Aletha dan langsung mematikan teleponnya.
Ia yakin jika Dashi akan langsung paham dengan kondisi urgent saat ini karena wanita itu lebih cerdas daripada Aletha.
Aletha sebenernya bukanlah orang yang bodoh, wanita itu hanya sedikit lamban dalam berpikir dan benaknya seringkali membuat kesimpulan cukup jauh dari topik pembicaraan yang sedang dibahas.
Kini Aletha hanya tinggal menunggu beberapa saat sampai sang bala bantuan datang.
Manik mata Aletha tertuju kembali pada Ryshaka. Kelopak mata tersebut masih senantiasa tertutup dalam damai seolah ia tak terganggu sama sekali oleh percakapan yang dilakukan oleh Aletha dan Dashi sebelumnya.
"Bertahan, ya Pak!" Ucap Aletha seraya menggenggam telapak tangan lelaki itu yang terasa dingin.