Rush terdiam, dan aku merasakan tubuhnya mulai bergetar. "Persetan, Gia. Persetan. Ini adalah tempat yang aku inginkan sejak hari aku bertemu denganmu. Jauh di dalam dirimu, sama seperti kamu berada di dalam diriku."
Dia mengambil mulutku dalam ciuman yang paling indah saat dia meluncur masuk dan keluar dan kemudian kembali memperhatikanku. Warna hijau matanya menjadi gelap mendekati abu - abu saat dorongannya menjadi semakin kuat. Aku pernah berhubungan seks sebelumnya, tetapi tidak pernah tahu sampai saat itu bahwa Aku tidak pernah bercinta. Tubuh kami menjadi satu, tetapi hati dan jiwa kami yang terhubunglah yang membuat tindakan itu lebih dari sekadar fisik. Segala sesuatu yang lain di dunia tidak ada lagi kecuali kita.
Rahang Rush mengatup dan dia menggeram, "Aku ingin mengisi vagina manis ini berulang-ulang, setiap hari."
