Chapter 1
Saat ini jam menunjukkan pukul 23.58 WIB. Gadis cantik berkacamata itu masih asik memecahkan rumus-rumus yang terdapat di buku paket sekolahnya. Tiba-tiba suara pintu kamar terdengar.
"Sayang, kamu udah dulu belajarnya, di lanjut besok lagi ya, ini udah menjelang pagi loh. Kamu enggak capek belajar dari sebelum magrib?" tanya Sang Mama
Gadis berkacamata itu membetulkan posisi kacamatanya yang mulai merosot, setelah itu menatap sang Mama.
Ya, gadis itu belum istirahat sama sekali. Sebelum magrib gadis itu sudah membuka buku pelajarannya, meskipun begitu gadis itu tidak melupakan kewajibannya untuk sholat.
"Ma, birah enggak capek kok, lagian kan besok libur, daripada birah bosen lebih baik belajar," jawab Debirah
"Mama tau kok, tapi setidaknya kamu rebahan dulu. Kebanyakan teman seumuran kamu itu memperbanyak rebahan, eh kamu malah memperbanyak belajar, emang kamu beda dari yang lain," jawab Mama
"Rebahan bukan jalan keluar untuk menggapai mimpi ma. Kebanyakan rebahan bikin orang males, dan Debirah enggak mau itu, masa depan enggak yang menjemput kita, tapi kita yang berusaha mendapatkan masa depan itu. Mendapatkan beasiswa di luar negeri itu enggak mudah, jadi aku harus maksimalkan belajar, apalagi aku udah kelas 11, bukan waktunya memperbanyak rebahan," ucap Debirah
Mama hanya manggut-manggut kepalanya.
"Yaudah kalau itu mau kamu, tapi ingat jam 2 harus udah tidur. Awas loh nanti Mama cek lagi," jawab Mama
Debirah menganggukkan kepalanya. Setelah itu mengucapkan, "Good Night, mah," ucap Debirah
"To Night, sayang," jawab Mama setelah itu menutup kembali pintu kamar Debirah.
1 jam setelah Mamanya pergi dari kamarnya Debirah pun membereskan buku-bukunya, setelah selesai Debirah menatap foto-foto idolanya, diusapnya foto itu satu persatu, tidak lupa dengan senyuman manis.
"Děng děng wǒ," ucap Debirah
(Tunggu aku)
"Aku pasti akan ke sana, aku akan berusaha lebih keras lagi. Universitas Zhejiang itu tujuan utama kuliah aku, tapi tujuan utama aku ke sana itu kamu, I LOVE YOU," ucap Debirah
Debirah memang berbeda dari kebanyakan anak cewek jaman sekarang. Debirah memang menyukai idola secara berlebihan, contohnya seperti sekarang, Debirah sangat bersemangat belajar untuk menggapai semua mimpi dan cita-citanya. Bertemu dengan idolanya adalah sebuah impian yang melekat pada diri Debirah.
Jadikanlah tujuan bertemu idolamu menjadi PENYEMANGAT BELAJAR DAN HIDUPMU. Kalau pun impian kita tidak tercapai bertemu idola kita, tapi kita mendapatkan beasiswa di luar negeri itu sudah lebih dari cukup.
Saat ini Debirah tengah berada di kelasnya, tidak lupa dengan suasana kelas yang sangat ramai. Keramaian kelasnya tak mempengaruhi Debirah yang tengah mengerjakan tugas yang baru diberikan gurunya sebelum pergi dari kelasnya. Debirah tidak mempermasalahkan suasana kelas yang ramai, asalkan dirinya tidak di ganggu saja sudah cukup.
"Bi," panggil teman sebangkunya
Debirah mendongakkan kepalanya menatap teman sebangkunya.
"Lo enggak bosan apa belajar Mulu?" tanya Teman sebangkunya
Debirah hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan temannya itu.
"Lo dengar enggak sih Gue ngomong? Copot dulu Napa headsetnya," pinta teman sebangkunya.
"Gue dengar Cher, ngomong aja kalau ada yang pengen diomongin," jawab Debirah masih dengan headsetnya yang melekat di kedua telinganya.
Cherry menghela nafas.
Chapter 3 🌻🌻 🌻
Cherry Menatap Debirah dengan serius, Debirah pun menatap balik Cherry.
"Lo masih jomblo kan?" tanya Cherry
Pertanyaan macam apa itu? Seharusnya Cherry paham dengan sifat teman sebangkunya.
Jangankan pacaran, berbicara dengan teman cowoknya juga tidak pernah. Garis bawahi TIDAK PERNAH.
"Gue harus jawab?" tanya balik Debirah
"Harus!" jawab Cherry
"Lo tahu sendiri, mana ada cowok yang mau deketan sama cewek modelan Gue. Lagian misalkan ada pun bakal Gue tolak keras kehadirannya," jawab Debirah
"Gila! Lo kalau terus kaya gini bisa jadi perawan tua. Emang Lo mau?" tanya Cherry
"Perawan Tua? Kejauhan Lo berpikirannya. Lulus SMA aja belum, pikirannya udah ke Nikah aja. Belajar yang benar dulu, terus dapetin kuliah, selesai kuliah terus kerja, kalau udah kerja baru deh ke pikiran hal gitu, jangan khawatir tentang jodoh, jodoh udah ada yang mengatur," ucap Debirah
"Ngapain juga kuliah dan kerja pegal-pegal, orang kodratnya cewek mah di dapur, kasur, sama sumur. Kalau udah nikah kan ada suami yang nafkahi, kita sebagai kaum wanita enggak usah pusing-pusing mikir begituan," ucap Cherry
Debirah yang mendengar ucapan Cherry hanya geleng-geleng kepala. Tidak mau diambil pusing Debirah pun kembali mengerjakan tugasnya. Setelah selesai mengerjakan tugasnya Debirah langsung melangkahkan kakinya menuju ruang guru untuk mengumpulkan tugasn