Perdebatan sepasang sahabat dimulai. Layaknya manusia pada umunya, sepasang sahabat pun kadang memiliki pikiran yang berbeda-beda pula.
Adisty yang merasa paling waras seolah menentang keras apa yang akan dilakukan oleh Jingga untuk pergi dari kediaman Tuan Arseno.
Namun disisi lain, Jingga pergi hanya ingin menyelamatkan hatinya yang terluka. Terlalu lama disini akan membuat luka semakin lebar dan sangat perih, bagi Jingga.
Perdebatan tiada henti hingga suara ketukan terdengar jelas oleh Jingga dan Adisty yang menghentikan perdebatan mereka.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang membuka pintu dengan perlahan, harusnya Jingga dan Adisty sudah tau siapa yang membuka pintu tersebut.
Bi Ati berdiri di balik pintu yang terbuka lebar, lengkap dengan nampan yang berisi dua gelas minuman yang sangat segar.
"Nona ini air minumnya," ucap Bi Ati.
"Oh iya Bi, letakkan disitu saja. Terima kasih," jawab Jingga.
"Sama-sama Nona," jawab Bi Ati.