Dunia sudah terasa sangat gelap dan mengerikan saat dihadapkan oleh kata perceraian. Tapi nyatanya gelapan itu terasa masih kurang. Tepat hari ini, kegelapan itu seolah bertambah berkali-kali lipat.
Hati yang selalu dijaga untuk tidak rapuh, namun mendengar satu kalimat yang menyakitkan membuat hati itu langsung hancur berkeping-keping.
'Selva hamil? Selva hamil? Kenapa rasanya sakit sekali. Kenapa aku masih tidak percaya dengan yang terjadi? Aku tidak terima jika Tuan Arseno harus memiliki keturunan dengan wanita lain, sedangkan aku istrinya tidak pernah disentuh olehnya,' batin Jingga.
Jingga membendung tangisan yang hendak pecah sedari tadi, namun Jingga masih sadar diri jika ada seseorang lelaki yang kenal dekat dengan Arseno, tidak mungkin pula menangis di hadapannya, pikir Jingga.
"Nona Jingga, kau tidak apa-apa kan?" tanya Dokter Kevan.
Jingga masih terdiam, ingin mengucapkan dirinya tidak apa-apa pun terasa sangat sulit.