Arseno terdiam mendengar ucapan Jingga, dirinya tau betul jika saat ini hati Jingga sangat tersakiti oleh Arseno. Tapi tidak ada yang bisa Arseno lakukan karena mempertahankan hubungan ini sama saja mempertahankan luka.
Kini mereka berdua tidur dalam keadaan saling memeluk satu sama lain. Hingga pagi tepat jam 6 kini matahari sudah menyapa. Jingga menggeliat bangun disaat terpaan sinar matahari menuduk wajahnya, namun tidak hanya itu karena diatas tubuh Jingga terasa sangat berat.
Ya, tangan Arseno memeluk erat tubuh Jingga, sepertinya Arseno tidak pernah melepaskan pelukannya itu. Jangan ditanya hati Jingga bagaimana karena dirinya sudah bisa dipastikan sangat bahagia mendapat pelukan dari suaminya.
Tak lama Jingga bangun, Arseno pun mulai membuka matanya secara perlahan karena mendapat gerakan dari Jingga sedari tadi.
"Sudah bangun?" tanya Jingga.
"Sudah, kau sudah lama bangun?"
"Baru juga."