Jingga mengapus air matanya, perlahan menghembuskan nafas seolah ingin mendapatkan ketenangan jiwa.
Wajah milik perempuan yang matanya sedikit sembab, kini perlahan mendekat ke arah lilin putih yang sedang menyala. Meniup beberapa kali hingga lilin putih kini sudah berhasil padam.
"Selamat ulang tahun, Jingga. Terima kasih sudah berjuang selama ini, terima kasih sudah selalu bertahan dalam sepi dan rindu yang selalu menyiksa, terima kasih atas segalanya hingga kamu tumbuh menjadi seorang anak yang sangat kuat," ucap Jingga pada dirinya sendiri.
Hati Arseno semakin tersiksa mendengar kata demi kata yang terucap dari mulut Jingga. Dirinya kini paham kenapa kedua orang tuanya sangat ingin memberikan kebahagiaan untuk Jingga, karena Jingga sudah cukup menderita selama ini. Namun apa yang dilakukan kedua orang tuanya, bagi Arseno sama saja menambah sakit hati Jingga.