"Tatap saya, Jingga Athalia!" tegas Arseno.
Sayangnya Jingga tidak punya kekuatan untuk menatap mata Arseno yang Jingga anggap sudah berapi-api. Jingga terdiam sambil menundukkan kepalanya, tubuh bergetar membuat Arseno bisa merasakan ketakutan Jingga kali ini.
Pikiran Jingga kembali pada satu minggu yang lalu, disaat Arseno memukulnya tanpa ampun. Rasa sakit diujung bibirnya kini seolah terasa olehnya.
"Tuan Arseno, maafkan saya, saya sungguh hanya menghilangkan pegal di tangan anda. Tidak lebih, maafkan saya, saya sungguh ingat perjanjian kita," ucap Jingga.
Arseno hanya terdiam menatap Jingga, dirinya benar-benar tidak menyangka jika istrinya akan setakut ini kepadanya.
'Apa yang aku lakukan kemarin sudah membuat Jingga setrauma ini?' batin Arseno.
"Tuan, tolong jangan sakiti saya, saya siap melakukan apapun untuk anda. Jika anda menginginkan saya pulang, saya akan pulang sekarang. Tapi tolong jangan sakiti saya untuk kedua kalinya," ujar Jingga.