Hari demi hari berlalu, setelah perbincangan pernikahan Sekretaris Niko dan Adisty tempo hari, Adisty ataupun Sekretaris Niko memilih untuk tidak lagi membicarakannya.
Biarlah waktu berlalu, yang penting mereka saling mencintai dan urusan pernikahan biarkan itu semuanya menjadi misteri. Entah kapan, yang pasti segera.
Hari ini tepat enam bulan kandungan Jingga. Jingga yang sering kesepian di rumah, sering kali meminta Arseno mengizinkannya untuk pergi ke butik. Arseno selalu mengizinkan dengan syarat Jingga tidak boleh kelelahan dan juga tidak boleh tiap hari.
Jingga hanya bisa menurut semua perkataan Arseno. Tidak ada gunanya membantah karena Arseno tidak akan menerima bantahan sama sekali. Ya, untungnya Jingga mengerti jika Arseno melakukan semua ini karena khawatir dengan kandungan Jingga dan juga Jingganya.
"Mas, sudah siap?" tanya Jingga yang melihat ke arah Arseno. Sementara Arseno sedang sibuk melihat berkas dan memasukkannya di tas kerja miliknya.