Merasa tidak nyaman dengan suasana yang tercipta membuat Ayden mencari cara untuk mengobrol dengan Adisty. Namun, kecanggungan pun Ayden rasakan. Seolah Adisty membangun tembok besar dan kokoh antara dia dan Ayden. Ya, mungkin ini semua karena Adisty menghormati Sekretaris Niko yang tak lain adalah kekasihnya saat ini.
"Adisty, kau mau makan dimana?" tanya Ayden.
"Terserah anda Tuan Ayden. Saya ikut saja mau dimanapun. Kalau anda tidak keberatan, di tempat yang terlihat agak sepi saja agar pembicaraan kita tidak terganggu," ucap Adisty.
"Jangan terserah. Saya juga tidak tau kalau tempat makan terserah itu ada dimana."
"Senyuman anda saja."
"Ya sudah, kita di dekat butik saja yah, biar kamu pulangnya tidak kejauhan."
"Silahkan saja, Tuan Ayden."
Kini Ayden membawa mobil menuju ke restoran yang tidak jauh dari butik. Begitu mobil yang berhenti di parkiran restoran, Adisty dan Ayden langsung turun dari sana dan menuju ke dalam restoran.