Sudah beberapa hari berlalu, aktivitas kegiatan kini berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada masalah sama sekali. Jingga dan Arseno sudah menjalani harinya dengan baik, begitupun dengan Adisty dan Sekretaris Niko yang semakin mesra. Namun sayangnya masih ada perasaan yang kini tengah dilanda kegalauan. Dia adalah Ayden. Pemilik hati yang sedari dahulu selalu tersakiti.
Ayden sering kali meminta Adisty untuk bertemu untuk membicarakan semuanya, namun Adisty yang merasa belum siap selalu menolak untuk bertemu dengan Ayden. Hingga kini, Adisty di desak oleh Jingga untuk mengatakan kepada Ayden sebelum Ayden terluka terlalu lama.
Dret! Dret!
Ponsel milik Adisty kini berdering. Kebetulan Adisty baru selesai merapikan pakaian yang berderetan di butik miliknya.
"Halo," ucap Adisty.
"Hai Adisty, kau lagi sibuk?" tanya Jingga yang ternyata menjadi penelpon Adisty pagi ini.