Lima bulan sudah kandungan Jingga. Perut Jingga yang semula datar, kini sudah condong ke depan. Terlihat bulan sempurna jika Jingga tidak memakai sehelai pakaian pun. Arseno selalu senang melihat perut Jingga, entah kenapa baginya sangat lucu karena biasanya melihat Jingga dengan perut yang datar dan kecil, kini seketika membesar dan di dalamnya ada janin hasil olahraga malam dengan Jigga.
"Sayang, kau tidak kemana-mana kan?" tanya Arseno.
"Aku mau ke butik, Mas. Sudah dua hari tidak kesana."
"Tidak usa ke butik yah!" pinta Arseno.
"Kenapa?"
"Mama katanya mau kesini, dengan Papa dan juga Yuriza. Mereka sudah lama tidak bertemu denganmu."
"Benarkah? Kenapa kamu tidak bilang dari tadi, Mas?"
"Mama baru telepon waktu kamu di kamar mandi."
"Ya sudah, nanti aku bilang kepada Adisty kalau aku tidak jadi kesana."