Sinar pagi kini telah menyapa. Jingga terbangun disaat wajahnya tersentuh langsung dengan sinar matahari yang silau. Sudah tiga hari, Jingga berada di rumah sakit. Bukan karena Jingga tidak bisa pulang, namun Arseno meminta Jingga untuk berada di rumah sakit agar Jingga bisa istirahat dengan baik.
Jingga yang masih menghormati Arseno sebagai suaminya, kini hanya bisa menaati apa yang Arseno ucapkan kepada Jingga. Ya, kali ini Jingga seolah sebagai istri yang baik dan menaati perintah suaminya.
Jingga perlahan membuka matanya, dirinya melihat Arseno yang tertidur nyenyak di sofa ruangan Jingga.
Jingga tersenyum tipis melihat Arseno seolah wajah itu sudah lama sekali tidak dirinya lihat. Ya, sudah sangat lama Jingga tidak menatap wajah Arseno yang sangat tampan itu. Ada terbesit rasa rindu kepada Arseno namun disaat itu juga Jingga teringat masa lalu sepuluh tahun yang lalu yang menyebabkan kedua orang tuanya tiada.