Jam berlalu begitu cepatnya. Kini, Jingga dan Arseno sedang bersiap-siap untuk pergi ke restoran. Malam ini adalah malam spesial yang Arseno janjikan kepada Jingga. Sudah sangat sering Arseno mengajak Jingga untuk makan malam di luar, namun, ada sedikit perbedaan disini. Wajah Jingga tidak menunjukkan wajah senang kegirangan seperti biasanya. Malah sebaliknya, wajahnya seolah ditekuk dan penuh dengan kesedihan.
Yang pasti, Arseno tidak mengerti, wajah apa yang sedang Jingga tunjukkan kepadanya saat ini. Tapi yang Arseno tau, harusnya Jingga senang karena Jingga sangat bahagia jika di ajak Arseno makan romantis di luar rumah.
"Sayang. Kau sudah siap?" tanya Arseno.
"Sudah. Mas, untuk apa kita berpakaian seperti ini?" tanya Jingga yang melihat baju yang dia kenakan.