Arseno masih dengan melebarkan pandangannya ke setiap sudut butik Jingga. Namun, dirinya tak kunjung menemukan barang yang tadinya dia belikan hanya untuk butik Ga Adis.
'Bisa-bisanya dia menampakkan wajah polosnya dan seolah tidak bersalah sama sekali? Oh Tuhan, kenapa suamiku seperti ini? Romantis ya romantis karena membelikan baju untuk di butik, tapi kalau seperti ini jadinya, yang pusing pastinya aku kan? Banyaknya yang dibelikan Mas Arseno tidak sebanding dengan besarnya butikku ini,' batin Jingga.
"Mas," panggil Jingga.
"Sayang, kau taruh dimana barang yang aku berikan kepadamu?" tanya Arseno.
"Mas, kau ini benar-benar keterlaluan ya. Bagaimana bisa kau melakukan semua ini? Butikku ini bukan butik yang besar, jadi mana bisa menampung barang sebanyak yang kau beli itu. Dan juga Mas lihatlah kalau aku juga baru selesai membeli baju baru."
"Sayang, aku mana tau kalau disini lagi banyak barang baru. Aku hanya ingin menyenangkan kamu saja."