Nyonya Diva yang keluar dari kamar mandi, kini tengah menatap ke arah Arseno. Tatapan Arseno sangat tajam dan dalam. Nyonya Diva bisa memprediksi sedalam apa rasa kesal Arseno kepadanya. Namun, Nyonya Diva tidak bisa mengelak lagi. Kini, dirinya seolah harus dihadapi oleh kenyataan jika Arseno sudah mengetahui luka lama itu. Ya, Nyonya Diva kini sudah sangat pasrah.
'Ya Tuhan, Arseno sudah berada disini? Apa yang harus aku katakan kepadanya? Mengatakan kenyataan yang ada? Bahkan menyatakan rencana jahat aku? Tidak. Semua itu tidak mungkin bisa diucapkan kepada Arseno, tapi aku tidak punya kekuatan lain untuk mengelak lagi,' batin Nyonya Diva.
"Mama sudah selesai dari kamar mandi?" tanya Tuan David seolah ingin mencairkan suasana yang sudah terlanjur tegang.
"Sudah, Pa," jawab Nyonya Diva.
"Duduklah. Kita bicarakan semuanya dengan baik-baik. Papa rasa kita bisa membicarakan semuanya dengan sangat baik," Tuan David kini duduk di sofa yang ada di kamar mereka.
