Hari demi hari berlalu, kini sudah tiga hari berlalu sejak Ayden mengetahui keadaan Adisty. Ya, selama tiga hari ini Ayden sangat sibuk mengurus penangkapan pelaku penabrakan.
Tepat hari ini, sebuah telepon dari anak buah Ayden kini mengejutkan Ayden yang sedang melamun menatap deretan gedung-gedung di samping ruang kerjanya.
Ya, Ayden mendapati nama anak buahnya yang tertera di layar ponselnya, langsung menggulir tombol hijau yang ada di layar ponselnya.
"Ada kabar apa?" tanya Ayden tanpa basa basi.
Ayden sama seperti Arseno yang tidak ingin basa basi terhadap suatu masalah.
"Tuan Ayden maaf mengganggu makan siangnya."
Saat ini memang tepat pukul dua belas siang. Memang waktunya makan siang, namun Ayden belum mau makan siang karena masih memikirkan Adisty yang benar-benar belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar.
"Tidak masalah. Ada apa? Apa ada berita bagus?"
"Ada Tuan. Orangnya sudah ada di tangan kami. Mau kami bawa ke hadapan Tuan atau bagaimana?"