Selayaknya seorang sahabat yang sangat peduli dengan sahabatnya. Melihat darah yang mengalir terus menerus dari bagian lengan Adisty, membuat Jingga terdiam lemas.
Ya, Pikiran Jingga seolah kemana-mana, memikirkan kemungkinan terburuk dari Adisty. Adisty seperti ini juga karena melindungi Jingga.
Motor melaju memang dari arah Jingga, namun Adisty yang menyadari langsung melindungi Jingga hingga tubuhnya yang tertabrak dan terlempar beberapa jauh.
'Adisty, ayo bangun, aku mohon,' batin Jingga. Kepala Adisty yang tepat berada di atas paha Jingga. Dirinya mengelus kepada Adisty yang terlihat sedikit darah di kepalanya.
Ya, Jingga memang melihat Adisty terlempar dan terguling karena terhantam derasnya motor tersebut. Tubuh Adisty yang kecil membuat dirinya sangat mudah terlempar. Ya, Jingga dengan jelas melihat kejadian yang sangat cepat berlalu itu.
"Adisty, ayo bangun," Jingga kini meneteskan air matanya dengan perlahan.
