"Mas, pelan-pelan, yah."
Memang hanya ucapan biasa, namun ucapan tersebut seperti mampu mengangkat gairah Arseno lagi. Arseno sudah benar-benar tidak sabaran untuk merasakan kenikmatan seorang suami.
Arseno mengerti makna dari ucapan Jingga, Arseno juga tau jika kali ini adalah hal pertama bagi mereka berdua. Sudah bisa dipastikan jika Arseno akan merobek sesuatu yang berada di dalam sana, yang mungkin selama ini selalu di jaga oleh Jingga.
"Sayang, kamu rileks yah, biar tidak sakit," ujar Arseno menenangkan istrinya.
"Iya Mas," jawab Jingga seolah sangat pasrah dengan Arseno.
Jingga masih di bawah dan semua kendali di pegang oleh Arseno. Jingga hanya berdiam diri, menatap Arseno seperti sedang persiapan.
Seketika, Jingga merasakan sesuatu yang menghantam pertahanan yang selalu dirinya jaga baik-baik. Jingga langsung memegang bantal yang ada di sampingnya, meremas kuat bantal seolah sedang menahan perih yang sangat luar biasa.