Hari demi hari berlalu. Hubungan Jingga dan Arseno semakin hari semakin romantis. Sejauh ini Arseno memegang penuh ucapan dan janjinya untuk tidak menyakiti Jingga sama seklai. Ya, Arseno malah mencintai Jingga dengan sangat penuh kasih sayang.
Jingga yang merasa jauh berbeda dengan pernikahannya di awal, pastinya sangat bahagia. Berasa sedang bermimpi namun ini adalah kenyataan yang ada. Menjadi perempuan satu satunya yang ada di hati seorang Arseno membuat Jingga merasa tidak percaya dengan takdir yang Allah berikan kepadanya. Ya, sungguh Jingga merasakan kebahagiaan yang tiada tandingannya.
"Jingga, kau kenapa tersenyum?" tanya Adisty yang berada di samping Jingga.
Jingga yang menyadari pertanyaan Adisty, langsung memfokuskan penglihatannya ke arah Adisty yang sedang menatapnya dengan aneh.
"Kenapa emangnya? Apa aku tidak boleh tersenyum?"