Kendaraan mobil berjalan beriringan dengan mobil yang ditumpangi oleh Arseno. Terlihat juga beberapa mobil seolah mendahului mobil Arseno. Tapi Arseno tidak peduli, dirinya asyik melihat tetesan air hujan yang ada di kaca mobilnya.
Arseno membayangkan tetesan air hujan di kaca mobil, membentuk wajah Jingga yang sangat cantik. Ah, gila, ini benar-benar gila, pikir Arseno. Semua otaknya hanya ada Jingga, Jingga, dan Jingga. Bahkan, Jingga sudah merebut posisi pekerjaan di kepala Arseno.
Untuk pertama kalinya, Arseno merasakan patah hati yang paling menyakitkan. Dahulu, Arseno pernah patah hati karena Selva yang lebih memilih pekerjaannya daripada Arseno, namun tidak pernah sesakit ini.
"Tuan, kita kemana?" tanya Sekretaris Niko kepada Arseno.
Merasa terusik dengan pertanyaan Sekretaris Niko, membuat Arseno tersadar dari lamunannya yang sangat mengasyikkan.
"Ke kantor saja," jawab Arseno.
