Selama satu bulan lamanya, Jingga berdiam diri dan belajar untuk melupakan Arseno. Namun nampaknya, Arseno seolah enggan menghilang dari pikiran Jingga. Padahal, Jingga sudah menyiapkan hatinya berhari-hari untuk pergi menjauh dari Arseno, walaupun status mereka bisa dikatakan masih dalam pernikahan.
Jingga menatap deretan pakaian mahal yang sudah memenuhi butiknya. Untungnya, belum ada pembeli yang datang hingga butik masih sepi. Jingga langsung memijit keninganya yang terasa sangat pusing.
"Nona, jadi ini mau di simpen dimana? Kami ada pekerjaan lain, jadi kami harus menyelesaikan pekerjaan ini segera mungkin." tanya Pak Kurir.
"Bawa pergi, saya tidak akan menerima barang ini. Lagipula kenapa kalian yang mengurusi semuanya? Tinggal bilang kepada Tuan Arseno kalau barang ini ditolak maka semuanya beres," ketus Jingga.
"Tidak bisa, Nona. Tolong kasihani kami."