Segala kemungkinan yang terjadi kini seolah mengisi otak Jingga dan juga Adisty. Jingga terdiam, ingin bertanya, namun kepada siapa? Tuan Arseno? Sepertinya tidak mungkin Jingga menghubungi lelaki yang sudah tidak punya perasaan itu.
"Main-main, apa maksudnya?" tanya Adisty.
"Tuan Arseno mengambil berkasnya pengajuan perceraian. Dengan kata lain, dia membatalkan perceraian kami. Jadi wajar saja mereka tidak datang dan disini sepi, karena memang tidak ada sidang percerian hari ini," jelas Jingga.
Adisty terdiam mendengarkan penjelasan Jingga. Kini dirinya seolah membenarkan apa yang sedari tadi ada diotaknya.
'Jadi benar, anda membatalkan semuanya, Tuan Arseno? Anda benar-benar tidak ada kapoknya membuat hati orang sakit,' batik kesal Adisty.
"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Adisty.
"Aku tidak tau, Adisty. Aku bingung. Berhari-hari aku mempersiapkan hari ini, nyatanya hari ini tidak ada perceraian."