Raut wajah kebohongan kini seolah menjadi-jadi disaat Jingga melebarkan senyumannya. Ingin sekali Adisty berteriak jika Jingga pembohong, namun Adisty tidak punya kekuatan untuk itu. Semakin Jingga tersenyum, semakin tersiksa perasaan Adisty.
Ya, Adisty dan Jingga adalah sahabat segalanya. Hidup berdua membuat mereka saling terikat satu sama lain. Kesedihan Adisty ataupun Jingga bisa mereka rasakan walaupun yang ditunjukkan adalah sebuah senyuman.
Tidak ingin berdebat lebih lama untuk membahas senyuman itu, Adisty hanya tersenyum kecil seolah membalas senyuman yang diberikan oleh Jingga. Seolah percaya jika memang Jingga baik-baik saja, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Mobil yang membawa mereka kini telah berhenti tepat sesuai lokasi yang di pilih oleh Jingga. Jingga melihat ke arah luar, benar, jika mereka telah sampai di tempat tujuan yaitu pengadilan.