Hari ini adalah hari terburuk yang pernah dialami oleh Arseno. Biasanya, Arseno selalu profesional dalam pekerjaan. Dirinya selalu mengesampingkan urusan pribadi, namun jika berkaitan dengan Jingga membuat Arseno kehilangan semangat untuk mengerjakan pekerjaannya.
'Jingga, kau selalu menghantui pikiranku. Lantas aku akan melepasmu? Aku rasa itu akan membuat diriku hancur,' batin Arseno.
Ya, semalaman hanya Jingga yang ada di otaknya. Padahal masalah pengkhianatan Selva jauh lebih menyakitkan harusnya, tapi bagi Arseno saat ini, Jinggalah yang berarti.
'Aku rasa aku telah mencintaimu, Jingga. Apa masih bisa aku masuk ke dalam hatimu? Aku berjanji akan membuat kamu jauh dari kata kesedihan,' batin Arseno.
Arseno terdiam kembali, langit yang bercampur dengan awan putih membuat kesan sangat indah.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan begitu menyaring di telinga Arseno membuat dirinya tersadar dari lamunan.
"Masuk," ucap Arseno.
Sekretaris Niko masuk ke dalam ruangan Arseno.