Ketika barang bawaan Blue diletakkan di base camp. Mereka semua tak menunggu lama saling berebut barang-barang kerajaan yang Blue bawa juga makanan-makanan yang berbeda bentuk dan rasanya dari jaman sekarang ini, tapi semua sangat menyukai makanan itu, menikmati dengan lahapnya.
"Ambillah untuk kalian semua, nanti kalau aku kesini lagi aku akan bawakan lagi juga untuk yang lain." Blue melihat pemandangan ini dengan suka cita.
Pangeran Blue dan Penasehat duduk-duduk di depan menanggapi orang-orang yang bertanya dan mengobrol dengan dirinya panjang dan lebar mengorek Kerajaannya.
Sedangkan Syeina dan sahabatnya membicarakan sesuatu dengan serius. Syeina harus mengambil keputusan yang sangat penting untuk hidupnya. bahkan urusan hidup dan matinya adalah apa yang ia ambil saat ini sebagai jalan hidupnya.
"Nay, aku dilamar Pangeran Blue, aku sangat senang," cerita dia dengan bangga dan senangnya.
"Benarkah? Waaah aku jadi iri ada Pangeran yang jatuh hati padamu, Selamat ya Sayang," ucapnya turut bahagia.
"Tapi aku diminta ikut bersamanya dulu sebelum memutuskan menerima atau tidak. aku diajak ketemu Ibunya dulu dan kaluarganya. Negaranya dan kehidupan di kerajaannya itu, jika aku menyukainya. Aku bisa menerimanya dan tinggal disana, tapi jika aku tak suka aku bisa meninggalkannya. Aku takut hidup di Kerajaan sangat menakutkan. Apalagi itu Masa lalu ratusan tahun lalu, tentu sangat kuno. Apa aku bisa hidup dan beradaptasi disana?" Perasaan Syeina diikuti dengan rasa was-was.
"Nah, pangeran kan sudah bagus memberimu pilihan. Kau ikutlah dulu kesana selama beberapa hari. Kau kan bisa menolaknya kalau memang rasa takut itu semakin besar?"
"Aku mau ikut tapi temani aku ya? Aku takut bila sendirian disana," ucap Syeina memohon.
"Kau yakin mau mengajak aku? Aku siapa? Apa aku boleh ikut bersamamu?" Dia gelisah dengan ajakan Syeina.
"Boleh, dia yang malah menyuruhku mengajakmu"
"Waah Pangeranmu itu sungguh bijaksana. Dia pasti nanti jadi suami dan calon Raja yang luar biasa dicintai semua orang Syein. Beruntungnya dirimu, aku mau ikutlah, aku juga mau poto-poto disana, siapa tahu aku juga dapat keluarga kerajaan juga. Hehee," sahutnya kegirangan.
Akhirnya Kedua gadis ini bergandengan tangan dan berjalan dengan penuh kemantaban hati serta senyuman yang mengiringi. Dua gadis itu mendatangi dimana orang-orang berkumpul dan banyak bercerita itu, lalu Syeina memanggil Pangeran tercintanya itu.
"Hero, aku mau bicara sebentar." Syeina sambil menggerakkan satu tangannya memanggil lelaki itu. Blue seketika berdiri dan menghampirinya. Sang Pamanlah yang akhirnya melanjutkan pembicaraan, masih menceritakan tetang kehidupan kerajaannya.
"Katakan, apa kamu mau ikut bersamaku?"
"Kami berdua akan mencoba ikut denganmu, tapi kami juga akan canggung disana, kami tak tahu apapun tentang Kerajaanmu, dan aturan apa yang berlaku disana?" kata Syeina.
"Tenang saja, adik-adikku akan banyak membantumu." Blue menyampaikan jawaban yang menenangkan kedua gadis itu.
Kalian siapkan saja dulu, kalau kalian sudah setuju begini, aku tak mau menunggu lagi sampai tiga hari, nanti sore akan aku ajak kalian ke Istanaku," cakap Pangeran Blue.
Blue segera mendatangi kudanya dan mengambil bungkusan dari atas kudanya untuk diberikan kepada Syeina,
"Nah, ini gaun-gaun kerajaan aku sengaja membawa dua, kalian tak mungkin kesana dengan baju ketat dan bentuk seperti itu," lanjutnya tertawa sambil menyerahkannya.
Mereka berempat tanpa waktu yang lama telah berhasil datang di Negeri Pangeran Blue. Bongkahan batu-batu itu sudah disatukan kembali oleh para orang sakti yang menjaganya. Maka dari itu Pangeran Blue bisa kembali lagi. Syeina berkuda dengan Blue dan posisi duduk Syeina berada di depan Blue, layaknya dalam dongeng-dongeng yang ada, berkuda berdua, Syeina serasa berada di pangkuan lelaki itu, sedangkan sahabat Syeina berkuda dengan Penasehat, ia duduk di belakang Penasehatnya itu.
Syeina tak berhenti menatap wajah pangeran Blue yang baginya begitu tampan juga gagah itu dan wajahnya tampak sangat serius berkuda dengan tatapan jauh ke depan karena ingin segera sampai ke istana. Ia tak mengedipkan mata menatap lelaki itu, hatinya dipenuhi rasa tak karuan. Apa iya lelaki ini akan jadi suaminya? batinnya menyemburkan senyuman kebahagiaan. Di Istana ia disambut oleh kedua adik perempuannya dan memberi sedikit pengarahan untuk menghadap dan bertemu dengan Ratu, adik Blue memeluk kedua gadis dari dimensi lain itu bergantian, Syeina dan sahabatnya.
Di Istana sedang tak begitu ramai, Putri calon istri Blue dan keluarganya diajak Raja untuk kunjungan ke beberapa sektor perekonomian dan pangan di seluruh Negerinya. Membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikam kunjungan itu. Mereka akan menginap di istana-istana kecil yang di bangun di sekitar daerah-daerah kunjungan untuk menginap dan beristirahat nantinya.
Pangeran Blue bahagia karena leluasa membawa Syeina ke istana. Blue meminta beberapa pelayan kerajaan untuk menyiapkan satu kamar untuk Syeina menginap di istana.
Syeina dituntun Blue untuk memasuki kamar Sang Ratu. Blue membukakan pintu dan tampaklah Ratu duduk menghadap jendela dan membelakangi mereka berdua.
"Sapalah Ibuku, jangan takut, dia akan menyukaimu sepertiku. Aku tunggu kamu di kamar yang paling barat itu ya?"
"Eh, tapi apa kau tidak disini saja menemani aku?" ucap Syeina terlihat gugup.
"Ini pembicaraan antar sesama perempuan." Bara segera meninggalkan Syeina dengan suntai senyuman. Syeina masuk sambil menutup pintu kamar itu, Syeina sedikit gugup dan takut salah bicara kepada Ratu, Ibunda Blue.
"Kemarilah, Nak. Aku sudah menunggumu," ucap Ratu kepada Syeina.
Syeina berjalan mendekati beliau dan menundukkan kepala dan tubuhnya, ia mencium punggung tangan Sang Ratu. Ratu itu begitu cantik meskipun Blue mengatakan usianya sudah tidak muda lagi, karena telah melahirkan tiga anak.
"Siapa namamu, Nak?," tanyanya
"Neira Yang Mulia." Syeina tak banyak berkata-kata daripada takut salah, dia hanya berusaha menjawab apa-apa yang ditanyakan kepada dirinya.
"Duduklah disampingku Syeina, anakku." Benarlah Blue kata, Ibunya sangat lembut dan baik. Sedari tadi dia memanggil dirinya "anakku" Padahal Syeina baru dikenalnya dan baru dilihatnya. Membuat ia terharu dan tersentuh.
Ratu mulai mengatakan banyak hal tentang Aturan dalam istana dan beliau menceritakan tentang system Kerajaannya, rakyat dan anggota keluarga kerajaan yang ada, satu-persatu Syeina diperlihatkan lukisan para anggota keluarga yang terkumpul dalam satu album sedikit besar ukurannya dari album foto jamannya.
Syeina tersenyum-senyum dengan penjelasan Ratu panjang dan lebar, ia mulai tertawa dan tersenyum ketika Ratu menunjukkan lukisan-lukisan wajah Blue ketika kecil hingga remaja, lelaki ini memang sudah tampan dari lahir, dia mengikuti garis wajah serta warna kulit dari Ibunya.
Sebentar saja kedua Wanita yang beda dimensi dan beda strata itu sudah sangat akrab satu sama lain.
"Nah, sekarang kau sudah banyak tahu tentang Kerajaan kami, sekarang hal terpenting yang harus kau dengarkan untuk pertimbanganmu mengambil keputusan, karena menikahi Pangeran itu tidak mudah, ada banyak tata dan aturan yang harus ditaati."