Happy reading.
*****
"Caranya?"
"Aku tidak ta---" Ucapan Linda terhenti kala mendengar nada dering dari ponsel yang ada di atas meja. Melihat siapa yang menelepon. Ia kaget.
"Kenapa? Ada apa? Siapa yang menelepon?"
"Tt-theo. Theo yang menelepon. Bagaimana ini?" Entah kenapa Linda menjadi gugup dan kelabakan sendiri. Bayangan akan perkataan Theo tentang pertanggung jawaban berputar-putra di kepalanya. Dengan sisa keberanian, Linda mengangkat. "Halo."
"Sekarang ini aku berada di depan pintu apartemenmu. Segera buka dan ayo kita bicara sekarang juga. Kalau tidak, aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padamu. Nona Linda yang menyebalkan."
Jika Theo mendapat kesempatan, pria itu selalu ingin mengejek dengan membuat juluka aneh seperti tadi. Kali ini Linda mengalah. Ia berjalan menuju pintu. Sebelum membuka pintu, Linda memutus panggilan telepon.
"Mau bicara apa?"
"Harusnya tamu dipersilakan masuk."
"Aku lupa. Silakan masuk. Tuan Theo yang terhormat."