Happy reading
*****
Saat ini dirinya berada di rumah sakit, tetapi perempuan itu duduk di bangku taman, tidak langsung masuk. Ia mengembuskan napasnya lega.
"Syukurlah. Setidaknya, Aldrich tak mendengar semua yang kukatakan. Lagi pula, untuk apa aku mengatakannya? Aku pasti sedang melantur," ujarnya dalam hati.
Perempuan itu mengernyitkan kening melihat layar ponselnya menyala dan tertera nomor tidak dikenal. Awalnya Aretha tak menggagasnya, tetapi nomor itu menelepon terus menerus.
Akhirnya Aretha pun mengangkatnya. "Halo," ujarnya pelan, memulai pembicaraan.
Hening
Tidak ada suara apa pun di seberang sana. Aretha melihat layar ponselnya yang masih tersambung. "Siapa ini? Jika hanya iseng, aku akan menutup teleponnya."
"Sabarlah, istri cucuku," jawab si penelepon.
Deg
Suara itu, suara itu familier di telinga Aretha. Ia mengembuskan napasnya kasar sembari memejamkan mata sesaat. "Mau apa dia?" batinnya bertanya-tanya.