Happy reading
*****
Aretha mencoba membuka matanya yang terasa begitu berat. Perlahan, tapi pasti perempuan itu bisa membuka mata sepenuhnya. Aretha mengeryit, merasakan sesuatu di salah-satu tangannya. Ia mengangkatnya dan terkejut melihat selang infus menempel di sana.
Aretha mencoba mengingat apa yang terjadi. Namun, rasa sakit menjalar ke kepala saat mencoba mengingat. Ia memegangi bagian itu. "Kenapa kepalaku sakit sekali." Ia memejamkan mata, mencoba menetralisir rasa sakit yang timbul.
Satu persatu kilasan memori membanjiri otaknya. Dengan menahan sakit, Aretha mendongakkan kepala. Ia melihat ke kanan dan ke kiri. "Rumah sakit," gumamnya.
Rasa takut kini mulai membuncah. Ternyata itu bukanlah mimpi. Apa yang dialaminya sungguhan, nyata. Ia ingat betul bagaimana Aldrich mencoba melindunginya.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Ledakan itu cukup besar dan jarak kami terbilang dekat."