Happy reading
*****
Angelo pun menimpali, "Iya, sangat lezat. Aku jadi ingin sering-sering datang kemari."
"Dengan senang hati saya akan memasakkannya lagi. Anggaplah di sini sebagai rumah sendiri. Jangan sungkan. Kalian sangat membantu panti kami dan kami berterima kasih. Jika tidka ada kalian, entah apa yang terjadi dengan panti ini." Denaya meneteskan air matanya. Celat-cepat perempuan tersebut menghapusnya. "Maaf, saya terbawa emosi."
Aretha mengelus punggung Denaya. "Bibi jangan bersedih. Yang harus Bibi lakukan adalah bergembira. Jadi, Bibi harus tersenyum."
"Iya, kau benar, Nak." Denaya berdiri. "Bibi harus membeli bahan-bahan untukembiat kue. Persediaanny tinggal sedikit. Kalian bisa berbincang. Maaf, atas ketidaknyamanannya. Panti kami kedapatan pesanan kue."
Aretha ikut berdiri begitu pun Angelo dan Chris. "Biar aku saja, Bi, yang pergi. Bibi sebaiknya tetap di sini."
"Apa itu tidak merepotkanmu?"