Happy reading
*****
Aretha menyadari kalau dirinya hampir keceplosan. Sekarang otaknya harus berpikir bagaimana mencari alasan yang logis.
"Jadi begini. Aku akan pergi cukup lama untuk urusan bisnis. Aretha pasti merasa kesepian tinggal di mansion. Meskipun ada banyak pelayan, tadi dia pasti merindukan panti. Aku berpikir lebih baik Aretha tinggal di sini selama aku pergi, itu jika tak keberatan.
"Tentu saja aku tidak keberatan. Pintu panti ini akan selalu terbuka bagi Aretha kapan pun dia mau singgah."
"Syukurlah. Baiklah aku pergi dulu."
"Hati-hati, Nak."
Aretha melihat kepergian Aldrich dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Untuk yang kesekian kali perempuan tersebut menghela napas.
"Aretha, ayo masuk."
Aretha membuyarkan lamunannya. "Iya, Bi."
*****
Semenjak berada di panti, Aretha merasa ada sesuatu yang kosong. Yang biasanya dia akan berdebat dengan Aldrich sekarang tidak bisa.