David memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Helaan napas kasar beberapa kali terdengar dari bibirnya.
Selama berjam-jam sudah ada banyak wanita yang mencalonkan diri menjadi pasangannya, tapi tidak satu pun yang cocok..
"Kenapa sedari tadi yang datang malah wanita murahan dan mata duitan Van!" David memprotes teman sekaligus asistennya yang mencari wanita-wanita tersebut.
Sedangkan Kaivan yang diprotes pun tak bisa membantah atau pun berbuat banyak. Ia berkata, "Aku juga tidak tahu. Selama berhari-hari aku mencari wanita-wanita yang kemungkinan besar kau sukai."
David menutup matanya sejenak. "Kemungkinan besar apanya? Melihat sekilas wanita-wanita itu sudah membuatku muak. Sebenarnya, kau ini temanku bukan? Harusnya kau tahu seleraku yang bagaimana," ujarnya. "Aku sedang mencari istri untuk mengamankan hartaku, bukannya mencari penguras uangku nantinya. Dasar kau ini."