"Untuk Bibi." Paula menyodorkan kue tadi pada Agatha.
"Untukku?" tunjuknya pada diri sendiri.
"Apa ada orang di apartemen ini yang dipanggil Bibi selain dirimu?" tanya Aldrich yang terlihat menyebalkan di mata Agatha. "Dasar payah." Kali ini ia berujar pelan.
Agatha memutar bola matanya malas. Apa Aldrich tidak tahu artinya berbasa basi? Oiya, dia kan langsung beraksi.
Paula mengangguk. "Iya, ini untuk Bibi."
Agatha menerima dengan senyuman. "Terima kasih." Ia melihat kue tadi. "Terlihat lezat. Apa kau yang memilihnya?"
Paula menggeleng. "Tidak. Daddy yang memesannya. Tadi kami mampir ke toko kue yang ada di seberang gedung apartemen ini, Bi."
"Benarkah?"
"Iya. Tanya saja sama daddy."
Aldrich yang diperhatikan keduanya tiba tiba merasa aneh dan canggung. Ada apa dengan dirinya? Mana mungkin ia malu! Dirinya bukan abg yang setiap membeli untuk seseorang akan salah tingkah.
"Paula yang merengek ingin membelikanmu kue," ujar Aldrich.