"Jangan pernah mengucapkan sesuatu dari mulut sampahmu itu mengatakan hal yang tidak aku lakukan dari hati. Aku menikmati tubuhmu itu karena aku..."
"Tuan muda!" panggil sekertaris Kim memotong ucapan Taehyung yang hampir mengatakan kalo dirinya dibawah pengaruh obat.
"Anda sudah telat. Klien sedang menunggu tuan di kantor. Ingat tuan ini klien penting kita seharusnya kita yang menungunya bukan dirinya," papar sekertaris Kim.
Taehyung yang mendengar ucapan sekertaris Kim menghentikan aksi tanganya yang tadi langsung mencekram kuat didagu Ello ketika dirinya habis menampar Ello.
"URUSAN KITA BELUM SELESAI!" tegas Taehyung yang lansung melepaskan kasar dagu Ello yang hampir dipatahkan tulangnya oleh tangan jekar Kim Taehyung.
"Ambil Jasku! Jam tangan kesukaan aku lalu pakailah di tubuh dan tanganku! Kamu bilang istri aku bukan!? Jadi mulai sekarang lakukanlah tugasmu sebagai seorang istri," tambah Taehyung ketika dirinya yang sudah ingin pergi.
Ello yang mendengar ucapan Taehyung menarik nafasnya dalam-dalam sambil meremas jari-jemarinya dengan sangat kuat dibawah sana lalu Ia melangkah dengan diam tanpa berucap sepatah kata pun pada Taehyung. Sedangkan sekertaris Kim menarik nafas lega karena hampir saja Taehyung membongkar rahasianya sendiri.
Hampir saja. Untung aku masih di sini bagaiman jika tadi aku sudah pergi bisa terjadi masalah besar kalo sampe Ello tahu dan memberitahu media apa kata semua orang, bisik pelan sekertaris Kim yang lega dan masih berdiri diam di sana.
"Apa mulutmu itu bisu? Ingin aku patahkan mulut menjijikanmu itu!?" geram Taehyung yang tidak suka jika ucapanya di cueki oleh lawan bicaranya.
Gadis itu berhenti kakinya dan memutar tubuhnya menatap Taehyung dengan sangat dingin.
"Tuan mau apa? Aku hanya melaksanakan perintah tuan muda lalu..."
" Berani sekali kamu bertanya balik sama aku! Setidaknya jawab ucapanku! Baik tuan muda bukan diam dengan mulutmu yang seakan bisu," kesal Taehyung.
"Hem. Baik tuan muda tampan," kata Ello menarik nafasnya karena merasa apa yang Taehyung debatkan hanya masalah sepele.
Tampan? Tumben dia bilang aku tampan? Cihh baru sadar kamu... ke mana saja selama ini?
Taehyung berbisik dalam hati dengan hidung kembang kempis karena ini pertama kali Ello mengatakan dirinya tampan. Walau kata tampan sudah biasa bagi Taehyung tapi entah mengapa ada keganjalan saat kata itu disebut oleh Ello. Walau begitu Pria itu tetap memasang wajah dingin, culas, dan kakunya itu seakan dirinya tidak mendengar apa-apa. Namun, ada sedikit ukiran senyuman tipis di bibir Taehyung tapi tidak ada yang bisa melihat senyuman tipis nan bahagia itu kecuali sekertaris Kim.
Tumben tuan muda tersenyum? Hahaha... dasar bucin hati-hati entar sikap es batumu itu akan kepatok sama wanita yang kamu anggap sampah ini, batin sekertaris Kim tersenyum melihat aksi tuan mudanya itu.
Ello yang sudah berdiri di depan lemari khusus Jas mulai memilih berbagai Jas yang bermerek mahal dan trend dunia. Walau ia tahu bahwa dia dari kampung dan sama sekali tidak mengenal style fashion namun, Dia pintar dalam mencocokan dengan pakaian yang dikenakan orang itu. Lalu Ello mengambil Jas bermerek dari Zara salah satu Jas Brand terkenal dari di dunia prosuk Spanyol yang sangat terkenal di Spanyol. Di mana Jas itu bemerek Blazer With Sateen Lapel yang Ello cocokan dengan Kemeja Taehyung bergaris biru putih.
Setelah memelih merek jas yang cocok dengan fashion style Taehyung akhirnya Gadis itu pergi ke laci-laci khusus jam tangan yang memang sudah Ello hafal ketika dirinya pertama kali ke rumah ini Ia sudah diberitahu semua oleh kepala pelayan Tina tentang penyimpanan Taehyung di kamarnya mulai dari baju tidur, rumah, baju santai sampai semua parfum mahal Taehyung yang dari merek terkenal di seluruh negara dan dunia.
Oleh sebab itu Dia tahu semua letak jam mulai dari yang tidak disukai Taehyung sampai yang sangat pria sukai. Jam tangan yang disukai Taehyung adalah jam tangan dari merek kualitas dunia, Ello yang sudah di laci jam tangan mulai membuka laci jam tangan merek dunia mulai dari merek Rolex, Seiko, Casio, Breguet, sampai Bvlgari. Akhirnya Ello memilih merek Rolex jam tangan terbaik dan kelas di dunia.
Selesai memilih jas dan jam tangan Ello kembali melangkah menghampiri Taehyung menunjukkan pada Taehyung dengan jam tangan yang dipilihnya.
"Seleramu ternyata tidak serendah dirimu. Pakaikan pada tubuhku dan tanganku!" perintah Taehyung yang kembali merendahkan Ello namun, Dia mengakui pilihan gadis itu sangat tepat sesuai fashionya.
Tanpa berkomentar menangapi ocehan Taehyung. Ello yang berdiri di pundak belakang Taehyung mulai mengenak Jas pada tubuh kekar Taehyung dengan Jas yang ada di tanganya itu.
"Ngapain sekertaris Kim wajahmu itu senyam-senyum tidak jelas emang ada yang lucu?" tanya Taehyung yang bingung sendiri akan sikap sekertaris Kim yang tersenyum saat melihat Ello memakaikan jas di tubuh Taehyung.
Ini pertama kali sekertaris Kim sedikit melihat perubahan sikap Taehyung walau itu belum tentu sepenuhnya berubah.
"Tidak ada tuan muda. Aku hanya melihat sesuatu yang indah," jawab sekertaris Kim masih tersenyum.
"Jangan harap apa yang ada di kepalamu itu akan terjadi. Dia hanyalah janji di atas kertas bukan janji di altar," seru Taehyung yang mengerti akan ucapan sekertaris Kim.
"Pergi sana! Lanjutkan tugasmu seperti biasa saat aku mau berangkat kantor." Mengusir sekertaris Kim kesal sendiri.
"Baik tuan muda. Aku pamit."
Setelah melihat sekertaris Kim yang sudah menghilang dari kamar Taehyung menarik kasar rambut Ello dengan kuat hingga Gadis itu kesakitan.
"Aaaaakhh..."
"Selesaikan tugasmu menguras kolam. Kemarin belum selesai bukan? Jika saat aku pulang air kolam itu belum dibersihkan lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu."
"Kamu tidak ingin bukan aku dan sekertaris Kim bercekcok lagi. Jadi lakukan tugasmu hari ini dengan baik seperti kemarin. Apa kamu paham." Tatap Taehyung bahagia dengan senyuman lebar.
"Sakittt... aaakh..."
"Baik tuan mu. Muda," jawab Ello dengan suara putus-putus sambil mengeluh kesakitan di kepalanya.
Setelah mendengar ucapan Ello Taehyung melepas kasar rambut Ello hingga menceburkan kepala Ello ke lantai dengan kasar. Lalu ia makai kacamata hitam dengan senyuman lebar yang membuat dirinya semakin tampan dan berjalan pergi meningalkan Ello yang meringis kesakitan di belakang sana.
Aku capek berpura-pura baik-baik saja, capek mengatakan aku baik namun, nyatanya aku hancur terasa sesak saat mulutku mengucapkan kata baik-baik saja. Mulai sekarang aku ingin menjadi diriku bukan sebuah cermin... batin Ello menahan luka yang kembali tergores di dalam sana dengan semua kejadian hari ini.
Kembali terbendung air di dalam sana dengan perih dalam serpihan luka yang sama sekali tidak dilihat.
Bersambung