Hari dimana perlombaan yang diadakan di aula sekolah Centerlot 7, untuk babak pertama atau babak penyisihan ini akan dipilih sebanyak 20 peserta maupun berkelompok ataupun mandiri, dan anggota OSIS disekolah ini yang bertugas untuk menyiapkan semuanya. perlombaan akan dimulai sekitar 1 jam lagi tapi sudah banyak peserta yang datang berkumpul di gedung yang memang disediakan untuk peserta dan aula ada di lantai 1 jadi mereka harus turun terlebih dahulu jika nama mereka dipanggil sedangkan yang belum dipanggil mereka beristirahat sekaligus mempersiapkan diri di lantai 2 dan 3.
Sama seperti band Asteria yang baru saja tiba bersama dengan Aldi, Rio dan Axel—mereka diminta pak Juna untuk ikut karena harus mengawasi band satu-satunya sekolah tersebut lagipula ketiganya keberatan ditambah dengan Aldi yang senang bisa didekat Fatiya, sedangkan kedua temannya itu juga sekalian jalan-jalan di sekolah orang tidak masalah kan?. "Kalian tampil nomor berapa?" tanya Rio dan Fatiya mengecek ponselnya "17 dari 60 peserta" mereka terkejut cukup banyak yang mengikuti ternyata.
Tiba-tiba saja seorang murid dari sekolah Centerlot ini menghampiri mereka membuat mereka terhenti "Kalian band dari SMA Vionix 10 kan?" mereka mengangguk dan murid itu tersenyum ramah "Nama gue Toni, gue ketua OSIS di sekolah ini jadi kalo kalian butuh apa-apa cari aja gue, buat ruang tunggu kalian ada di lantai 2 akan ku antar" mereka mengangguk dan berjalan mendahului Toni.
Dibelakang Rania terlihat kesusahan membawa keytar miliknya sekaligus tas teman-temannya, Toni yang melihat itu menghampiri Rania "Butuh bantuan nona?" tanya nya dan Rania mengangguk sambil tersenyum canggung, mereka segera ke lantai 2 dengan Toni yang sesekali mengajak Rania mengobrol dibelakang sedangkan Verga dan Annisa yang ada didepan keduanya hanya terseyum penuh arti—hanya Annisa dan Verga mengangguk mengerti apa yang dimaksud Annisa.
"Thanks atas bantuan lo Toni" mereka sampai dan meletakkan alat musik mereka lalu duduk minus untuk Rio yang sudah lebih dulu menghilang untuk mencari makanan tersisa Axel dan Aldi siana. Toni meletakkan keytar milik Rania lalu tersenyum "Tunggu!boleh gue tahu nama lo?" tanya Toni dan Rania mengangguk dia menjawab tangan Toni "Rania Malvia Laurens panggil Rania aja, salam kenal" Toni tersenyum lalu dia segera pergi karena panggilan dari walkie-talkie yang ia bawa.
Rania duduk disebelah Linda lalu mereka mengobrol, berbeda dengan Annisa dan Verga yang nampak bermain ponsel lalu Annisa menepuk bahu Verga membuat temannya itu menoleh "Lo liat nggak sih kalau.., liat tuh Fatiya sibuk sama Aldi, Shella sama Axel foto bareng mereka udah kayak orang pacaran gelagatnya aneh, lo ngerasa kan?" tanya Annisa sedikit berbisik dan Verga mengerutkan keningnya lalu tersenyum "Well kita bakal liat ada 3 pasangan yang berbunga-bunga nanti lo liat aja" Annisa yang mengerti maksud Verga juga tersenyum.
~•~
"Peserta nomor 17" keenam gadis itu segera bangkit dan membawa alat musik mereka berjalan menuju ke lantai 3, mereka sangat gugup saat ini bahkan Aldi dan Rio yang tidak mengikuti perlombaan ini nampak gugup berbeda dengan Axel yang masih memasang wajah datarnya. mereka menunggu didepan ruang aula mereka bisa mendengar suara musik dari dalam—peserta nomor 16 yang sebentar lagi penampilan akan berakhir. tiba-tiba saja Toni muncul dan memberikan botol minuman kepada mereka "Jangan gugup santai aja" mereka mengangguk.
Lalu pintu aula dibuka dan mereka masuk, Toni mencekal lengan Rania membuat gadis itu terhenti sama dengan Verga yang berada di belakang Rania "Semangat gue dukung lo kok" Rania bisa merasakan pipinya memans lalu dia mengangguk dan masuk, Verga yang akan masuk terhenti lalu menatap Toni biasa "Lo juga semangat" lalu dia masuk setelah memberikan botol minuman kepada Toni, meninggalkan Toni yang bingung dengan ucapan Verga lalu dia melihat sebuah note yang ada di botol itu lalu ia membacanya, dia terkekeh melihatnya "Peka juga dia" ucapnya lalu dia pergi.
'Semangat buat deketin temen gue'
Didalam mereka bersiap dengan ketiga laki-laki yang melihat mereka di salah satu kursi aula tersebut "One Two!" mereka bernyanyi setelah Linda menghitung sambil memukul kedua sticknya sesuai dengan hitungan. mereka memainkan alat musik sambil bernyanyi membuat beberapa panitia alias anggota OSIS maupun yang melihat itu kagum dengan suara sekaligus harmoni mereka. keenam gadis itu menyanyikan lagu buatan Shella berjudul 'Better' dan lagu itu awalnya memang terdengar asing tapi mereka bisa melihat beberapa orang menggerakkan kepala mereka menikmati lagu itu.
"Oh Yeah, We're better than ever" Sampai hampir 2 menit lagu itu selesai beberapa orang maupun juri bertepuk tangan saat lagu itu berakhir membuat keenam gadis itu tersenyum lega karena mereka lancar melakukannya tidak ada kesalahan sama sekali. "Sebelum kembali boleh kutanya kenapa nama band kalian ASTERIA?" tanya salah satu juri, memang membuat nama band atau group harus ada makna nya tidak seperti peserta lain yang membuat nama random.
Verga mengambil microphone lalu menjawab pertanyaan tersebut "ASTERIA dalam bahasa Yunani atau bahasa Greek berarti Bintang kami memilih makna bintang karena artinya sangat dalam, bintang punya banyak arti dan bentuk sama seperti kami yang berbeda memiliki sifat maupun kelakukan yang berbeda tapi kami bisa saling melengkapi satu sama lain. mungkin jika STAR itu mungkin sudah digunakan banyak peserta jadi kami mengambil ASTERIA" para Juri mengangguk mengerti "Baik kalian bisa keluar, pengumuman akan diumumkan besok" mereka mengangguk lalu pergi setelah mengatakan terima kasih.
Keenam gadis itu keluar aula menghela nafas mereka lega lalu tiba-tiba Aldi merangkul Fatiya karena senang membuat jantung Fatiya berdebar bahkan pipinya sudah memerah menahan malu, sedangkan Axel malah berdiri di samping Shella yang hanya tersenyum kearah laki-laki tersebut berbeda dengan Rio yang menatap datar kearah kedua sahabatnya, lalu Annisa menepuk bahu Rio sambil mengangguk mengerti Rio menjadi—sad boy. "Sabar aja mungkin belum waktunya lo punya pacar" ucap Annisa dan Rio hanya mengangguk sabar menunggu pujaan hatinya di masa depan.
"Gue mau balik ke tempat kita, Linda kuy gue mau foto-foto sama lo" ajak Rania dan Linda mengangguk keduanya segera pergi sambil membawa keytar milik Rania kembali ke tempat mereka tadi menunggu lalu Annisa melirik kearah Verga yang hanya diam saja lalu merangkul temannya tersebut "Verga sama gue mau cari makanan, Rio lo mau ikut sekalian aja" Rio mengangguk dan mereka bertiga pergi meninggalkan Fatiya, Aldi, Shella dan Axel.
Rania dan Linda mereka sampai di tempat mereka tadi "Emang ya bucin ya kayak gitu emang, eh tapi lo setuju nggak kalau Shella sama Axel terus Aldi sama Fatiya" tanya Rania tiba-tiba dan Linda nampak berpikir lalu mengangguk "Cocok sih tapi gue penasaran, ada nggak cowok yang mau sama Annisa yang tingkahnya bobrok kek gitu?" Rania hanya tertawa saat mendengar jawaban Linda, tom and jerry julukan untuk Linda dan Annisa yang terus saja bertengkar sekaligus saling mengejek satu sama lain.
"Eh menurut lo gimaan Toni? dia lumayan ganteng dan kayaknya dia suka sama lo" Rania yang mendengar itu nampak terkejut lalu dia menggeleng—tidak mungkin laki-laki berwajah tampan itu menyukai dirinya? Rania bahkan tidak tahu daya tarik apa yang ia punya. Rania hanya diam memikirkan ucapan Linda sedangkan Linda menatap Rania lalu ikut larut kedalam pikirannya, dia berpikir jadi hanya ada 3 orang dari band mereka yang sudah terlihat ada orang yang menyukai ketiganya sisanya tinggal dirinya, Verga dan Annisa untuk Verga tidak diragukan lagi gadis itu punya banyak daya tarik wajah dari segi fisik dia bagus tapi sayangnya dia terlalu dingin.
Verga dan Annisa menghampiri salah satu stan yang menjual sebuah snack kecil-kecilan bahkan ada roti kering mereka tadi bersama Rio tapi saat di perjalanan Rio bertemu dengan kenalannya yang berasal dari sekolah ini jadi dia langsung peri berpisah dengan kedua gadis itu. "Bu beli kue putunya satu, Verga lo mau apa?" tanya Annisa dan Verga melihat kearah jajanan yang dijual "Bu kue nastar nya 2 ya" mereka segera membayar dan duduk di kursi yang berada tepat dibawah pohon besar dibelakangnya.
"Verga kan lo pinter nih., gue mau tanya cara lo buat bagi otak antara pelajaran sama main musik itu gimana? jujur gue masih bingung" tanya Annisa melihat kearah Verga yang memakan kue nastarnya sambil berpikir tentang jawaban yang akan ia katakan kepada temannya itu, "Lo mungkin nggak bisa pake metode gue, lo emang males mikir tapi lo suka nulis kan? jadi mending rangkum aja pelajaran yang dijelasin sama guru, nggak perlu ditulis semmuanya rangkum aja kalau susah ngerangkum bisa catet yang lo paham aja kalo nggak paham semua lo bisa liat buku baca ulang-ulang itu aja" Annisa mengangguk mengerti.
Dia memakan kue putunya lalu kembali bertanya "Emang metode lo apa?" Verga meminum air mineral untuk membersihkan sisa kue nastar di mulutnya "Metode gue bisa dibilang lumayan unik sih, lo tahu kan gue penulis novel? jadi gue kadang belajar sambil ngetik di laptop gue aneh kan? tapi dengan gitu gue bisa mikir bahkan uniknya lagi gue bisa fokus meskipun fokus gue dibagi" Annisa kagum dan Verga hanya memasang raut wajah bingung—dia juga bingung dengan metode belajarnya atau mungkin cara kerja otaknya yang aneh.
~•~
Chapter 04 : Round One (End)
To Be Continued