"Memilih suatu keputusan memang perlu melalui pertimbangan yang sangat panjang karena akan memiliki efek dalam jangka panjang. Begitu juga dengan keinginan seseorang jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Membutuhkan keputusan yang begitu matang untuk memutuskan berkuliah di jurusan apa dan di kampus mana serta peluang kerja yang akan di dapatkan di masa depan. Mengambil keputusan untuk melanjutkan perkulihan meruapakan hal yang serius, bukan hanya karena 'ikut-ikutan teman' atau hanya sekedar gengsi, tetapi ingatlah biaya mencari ilmu sangat mahal dan ilmu itu sendiri mahal, jadi jangan sia-siakan kesempatan emas yang telah di dapatkan"
--------------------
Kaliamat di atas merupakan kalimat motivasiku sewaktu masa berkuliah yang aku karang sendiri untuk menumbuhkan semangatku dalam menempuh kuliah dan agar aku lulus tepat waktunya. Ah sampai lupa aku mempekenalkan diriku, namaku Maria Abigail M.Psi., Psikolog umurku 26 Tahun sekarang aku merupakan seorang dosen di salah satu uiversitas swasta di Kota Medan dan memiliki sebuah praktik psikolog klinis di rumah. Sepertinya cukup untuk perkenalanku kali ini dan kalian akan lebih tau lebih lanjut suatu saat nanti.
Hari ini tanggal 05 Oktober 2015 hari dimana para mahasiswa baru masuk kuliah pertama kalinya, aku juga datang lebih pagi karena ada jawdal mengajar di beberapa semester atas dan di kelas semester satu. Aku percepat langkahku menaiki tangga untuk ke ruang dosen, kondisi halaman dan loby kampus begitu ramai sekali sampai aku harus berdesakan untuk masuk.
"Permisi, maaf kak mau nanya ruang kelas R26 dimana ya ?" Tanya seorang mahasiswi baru dengan sangat sopan.
"Iya dek ? R26 ya ? Kamu naik ke lantai dua melalui tangga ini nanti ruangannya ada di ujung lorong." Aku tersenyum sambil memberikan arahan kepadanya.
"Terimakasih kak." Ia tersenyum sambil meganggukkan kepalanya.
"Dek sebentar, nama kamu siapa ya ? Ambil jurusan apa ?" Tanyaku penasaran dengan dirinya.
"Nama saya Rani Karmila kak, saya ambil jurusan psikologi. Salam kenal kak." Rani membungkukkan badannya.
Aku tersenyum melihat ke sopanannya meski ia belum mengetahui aku salah satu dosen di universitas ini.
"Oh Rani, perkenalkan nama saya Maria." Aku tersenyum, "Sebaiknya kamu segera naik udah mau jam masuk nanti terlambat." Aku menepuk pelan bahunya beberapa kali sambil tersenyum.
"Iya kak Maria, saya deluan ya kak, permisi." Rani tersenyum, langsung berlari menaiki anak tangga.
Aku tersenyum melihat Rani yang sudah menghilang di balik kerumanan anak-anak baru yang sedang naik ke lantai atas, aku melanjutkan langkah kakiku memasuki ruang dosen.
"Selamat pagi semua." Aku berjalan ke arah finger print untuk mengabsen.
"Pagi dek, kok cepet datang ? Ada jadwal pagikah ?" Kak Rahel bertanya kepadaku.
"Iya nih kak, masuk di semester satu kelas A." Jawabku sambil meletakkan tasku di meja dan duduk.
"Wah anak baru ya ? Aku hari rabu baru masuk ke kelas mereka. Sarapan dek, yuk." Kak Rahel menawariku untuk sarapan.
"Makasih kak, tadi aku udah sarapan di rumah. Baru kita nih yang datang ya dosen prodi psikologi ?" Aku berjalan ke meja map absensi dan menjacari map namaku yang tertera di sana.
"Paling bentar lagi Bu Dekan datang dek." Kak Rahel menutup bekalnya yang sudah habis lalu menyimpannya.
"Iya sih kak, tadi aja itu dari belokan depan udah macet banget loh karena banyak mobil sama kereta mahasiswa yang susah parkiran terus tadi ada yang salah datang lagi dia di gedung 3 datangnya ke sini gedung 2." Aku duduk kembali sembari mempersiapkan leptopku.
Tidak berapa lama setelah aku dan kak Rahel mengobrol Bu Sondang yang merupakan Dekan Prodi Psikologi memasuki ruangan dosen.
"Pagi semuanya, macetnya parah sekali ya. Tadi saya sampai mumet lihat jalan masuk ke sini penuh banget." Ujar Bu Sondang sambil mengabsen di finger print.
"Iya Bu wajarnya itu, setiap tahun kita alami kayak gini." Rahel tertawa.
"Saya lihat tidak loh, sepertinya tahun ini lebih banyak adik-adik mahasiswa yang daftar." Aku melihat Bu sondang duduk di kursi miliknya sambil mengikat rambutnya.
"Psikologi yang daftar berapa orang Bu ? Banyak juga ?" Aku dengan antusias bertanya ke Bu Sondang.
"Tahun ini Puji Tuhan dek nambah satu kelas di pagi dan di malam. Jumlahnya kalau saya tidak salah 195 orang keseluruhan mahasiswa dan mahasiswi baru di prodi kita." Bu Sondang senyum sambil menyalakan komputer miliknya. Mendengar perkataan Bu Sondang membuatku tersenyum lebar.
"Oiya dek Maria masuk di semester 1 ya dek ?" Tanya Bu Sondang kepadaku.
"Iya Bu, lima menit lagi saya ke atas ini lagi nyalain leptop dulu." Aku tersenyum ke Bu Sondang.
"Saya nanti minta tolong ya dek, di ingatkan ke adik-adik mahasiswa supaya rambutnya jangan di warnai dan pakaiannya jangan ketat-ketat. Bukannya apa kitakan wanita apa lagi yang masih muda harus menjaga juga." Aku melihat Bu Sondang seperti kebingungan mencari sesuatu.
"Ah iya benar Bu nanti saya sampaikan, em Ibu nyari apa ya ? Kayaknya kebingungan ?" Ucapku sambil membuka file kontrak kuliah milikku.
"Ini kaca mata saya dimana ya tadi kayaknya di atas meja." Bu Sondang membuka tasnya untuk mencari kacamata, aku langsung melihat ke arah Bu Sondang dan tertawa.
"Bu itu loh kacamatanya di kepala Ibu naikkan." Aku menunjuk ke arah kepala sambil tertawa.
"Waduh saya sudah pelupa banget, makasih ya dek." Ujar Bu Sondang memakai kacamatanya kembali.
Kak Rahel baru masuk kembali ke dalam ruang dosen setelah mencuci tangan dna juga sendok yang di pakainya makan.
"Lama banget kak ? Kena macet ?" Aku tertawa melihat kak Rahel yang baru masuk kembali.
"Iya di loby juga macet banget, mana tadi di kamar mandi dosen ada mahasiswi yang masuk selfie di kaca toilet waduh saya ketawa lihatnya." Kak Rahel tertawa sambil memasukkan peralatan makannya tadi.
"Beneran ? Kok kayak waku aku dulu kuliah ya salah masuk toilet hahaha." Aku tertawa mengingat masa laluku saat pertama sekali masuk ke bangku kuliah.
"Dek udah jam delapan tuh, masuk gih nanti mahasiswa kamu kecarian loh." Kak Rahel berjalan ke meja map untuk mengambil map mata kuliah yang di ampuhnya.
"Oiya kesayikan ngobrol jadi lupa." Aku langsung mengklik mode sleep di leptopku dan memasukkannya ke dalam tas.
"Kak Rahel, Bu Sondang saya masuk kelas dulu ya." Aku memakai tasku sambil membawa map absensi.
Aku keluar dari ruangan dosen dan menyelinap-nyelinap di antara ruang kecil yang ada karena loby masih di penuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi, satu kebentunganku karena memiliki tubuh yang ramping dapat melewati sela-sela kecil kerumunan. Sepanjang jalan menuju ruang 26, beberapa mahasiswa semester atas yang sudah mengenalku langsung menyapaku dengan ramah dan kembali aku membalas sapaan mereka dengan ramah juga.