Chapter 154 - 154

Javier menjadi sangat cemas, kenapa  sampai sekarang Christine masih juga belum datang. Christine tak pernah seperti ini sebelumnya. Biasanya, Christine adalah seseorang yang paling tepat dengan waktu, mengingat wataknya yang sangat keras, dia pun sangat memegang komitmen.

"Jika kamu lapar, kamu bisa makan duluan, Kathy. Jangan membiarkan perutmu kelaparan dengan harus menunggu Christine sampai dia tiba."

Katherine sebetulnya geli mendengar kalimat Javier barusan. Jika saja Javier tahu, yang diinginkannya untuk mengganjal perut bukanlah menu-menu yang tersaji hangat di atas meja, tapi dia lebih menginginkan darah Javier jika diijinkan.

Katherine tersenyum sendiri memikirkan pikiran licik yang baru saja melintas di kepalanya. Sempat membuat Javier terheran-heran.

"Ada apa denganmu, kenapa kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Javier, membuyarkan lamunan Katherine.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS