Chereads / CINTA UNTUK SI PRIA CUEK / Chapter 2 - Kejadian mengejutkan

Chapter 2 - Kejadian mengejutkan

Pria itu terus menatap Lisa dengan ekspresi wajah yang sangat angkuh. Dia langsung menarik tangan Lisa dan membalikkan badannya ke arah mobil. Sampai sampai badanya bersandar di pintu mobil yang telah tertutup.

*******

"Eh eh! Maksudnya apaan nie? Jangan dekat dekat" desak Lisa yang sudah tersudutkan olehnya.

"Kamu bilang apa tadi? Sombong! Aku pikir kayaknya kamu harus teliti menilai orang dari luarnya, wanita bandel!"

Setelah mendengar kata bandel yang di lontarkan oleh pria itu. Lisa langsung mengulangi kata katanya.

"Apa? Bandel! Eits enak aja ngatain orang bandel, kamu tuh yang sombong, bandel, belagu. Pokoknya semuanya ada di kamu!"

Lisa langsung menginjak kaki pria itu dan segera memasuki bis yang ia naiki tadi, sementara di sekelilingnya semua tatapan hanya tertuju kepada mereka berdua, selain itu dari akibat pertengkaran Lisa dengan seorang pria jalan semakin macet.

"Auh, dasar cewek bandel! Awas saja kamu jika aku melihat kamu berjalan di sekelilingku" ia langsung kembali juga ke dalam mobil nya dan segera meninggalkan tempat itu.

Beruntungnya ketika bis dengan mobil yang di naiki oleh pria itu pergi, jalanan semakin longgar tidak seperti tadi yang begitu padat dan macet.

"Berani sekali kamu nak" ujar supir bis yang begitu sahut dengan keberanian Lisa yang menegur seseorang yang salah dalam berambu lintas.

Dengan senyuman yang malu, ia hanya bisa berkata

"sudah sepantasnya orang seperti itu di tegur pak. Jalan ini hak kita semua, bukan hanya milik dia semata. Masa seenaknya ia berdiam diri dengan mobilnya di jalan seperti itu, bukankah itu salah?"

Sementara semua orang yang berada di dalam bis sangat antusias untuk menyemangati Lisa, untuk terus menegakan kebenaran.

Perjalanan di lanjutkan

******

Setelah sampai di tempat tujuan, Lisa segera membayar biayanya. Dengan hati yang legah, walau sedikit kacau lantaran keterlambatan yang ia alami.

"Huuuf" sedikit tarian napas dari Lisa. "Akhirnya aku sampai juga, moga aja di perlancar aamiin" seru Lisa dengan semangat.

Langkah kaki nya pun semakin maju, tanpa ragu ragu dan niatan yang ingin mundur, tak terbesit di pikirannya untuk melakukan hal itu.

Ketika ia mencoba masuk ke dalam, tiba tiba seorang satpam mencegah langkah kaki nya. Serentak ia bertanya ke Lisa.

"Maaf, ada perlu apa yah?" ujar satpam itu. Tatapannya juga mengarah ke arah Lisa seakan akan ia sangat meremehkan Lisa. Namun, lihatlah bagaimana Lisa menanggapi pertanyaan dari satpam tersebut.

"Maaf pak, saya kesini untuk mencari lowongan pekerjaan, dan bisakah bapak mengizinkan saya untuk masuk kedalam?" pinta Lisa dengan nada yang lembut.

Akan tetapi satpam itu malah menertawakan Lisa

"Kamu? Mau melamar pekerjaan di sini? Aduh sebaiknya kamu cari ke tempat lain saja, soalnya di sini sudah tak menerima tambahan pekerja" gumam satpam itu.

Namun, ia tak tahu menahu Jika di sebelah ia berdiri tertempel sebuah se lembaran kertas yang berisikan informasi bagi siapapun yang ingin melamar pekerjaan di tempat itu.

"Mohon maaf pak, bukanya saya lancang atau Bagiamana, bisakah bapak pindah dari depan saya untuk berdiri lagi seperti halnya bapak bertugas. Soalnya saya sudah tak punya waktu untuk membahas yang tadi, jika bapak masih ingin berbicara mengenai pembahasan yang tadi, mohon untuk mengecek lagi bagaimana perkembangan yang terjadi di sekitar bapak. Bisa bapak melirik ke arah samping kiri bapak" sembari menunjuk ke arah kertas itu.

Dengan sedikit tambahan senyum yang mengakhiri pertemuannya dengan satpam tersebut. Ia segera masuk ke dalam dan langsung mencari lift untuk menuju ke lantai atas.

Di dalam lift suasana hatinya semakin menjadi jadi, di mana rasa takut, rasa senang, rasa bahagia, rasa khawatir, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Di tambah lagi waktu nya sudah terlambat. Kini dia akan mencari cara bagaimana agar ia bisa keterima di perusahaan.

"Moga aja hari ini adalah hari keberuntunganku untuk dapat keterima menjadi salah satu pegawai di perusahaan ini, pasti mama sama papa senang sekali."

Dan rasa yang ia takuti kini telah berada tepat di depan wajahnya. Raut mukanya semakin berubah, rasa gemeter kian menghampiri dirinya.

"Ayo Lis, kamu pasti bisa!" sebuah ucapan untuk dirinya sendiri. Langkah kakinya bergegas menuju ke depan, perlahan ia mengetuk sebuah pintu sebelum masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Tok tok tok .... !!!"

Suara ketukan pintu dari arah luar. Di tambah lagi was was yang terus ia rasakan, jantungnya berpacu begitu cepat.

Sampai suatu ketika terdengar suara seseorang dari dalam ruangan tersebut.

"Masuk"

(terdengar seperti suara pria).

Selintas ia menarik napas perlahan. "huuuff".

Segera ia langsung masuk kedalam. Senyuman yang manis terlukis di wajah Lisa, tanda untuk keakraban terjadi.

"Silahkan duduk"

Sahut pria itu yang mempersilahkan Lisa duduk di kursi yang berada tepat di depanya.

"terimah kasih pak" ucap Lisa kepada pria yang terlihat masih muda itu.

Lisa mengurungkan niatnya, kemudian ia berbicara.

"Saya kesini untuk melamar pekerjaan pak, apakah masih ada lowongan pekerjaan disini? Eh jadi pelayan di dapur juga tidak apa apa, menjadi tukang sikat kamar mandi juga tidak apa apa, asal saya keterima bekerja di sini pak" gelutuh Lisa yang terus menerus berbicara tanpa ada jeda dan kesempatan untuk membiarkan pria itu berbicara.

"Ehem, bisa saya bicara sekarang?" tanya pria itu ke Lisa.

Lisa langsung menatap pria itu, matanya melotot. Serentak ia langsung menutup mulutnya dan meminta maaf atas ucapannya yang celutus tak berhenti.

"Jadi begini, Bukan masalah kamu mau jadi apa nantinya, tetapi sebaiknya kamu menyerahkan dulu berkas berkas kamu. Untuk saya periksa, jika sudah selesai barulah saya bisa tahu di mana posisi tempat untuk kamu bekerja nanti" sahut pria itu ke Lisa.

Mendengar ucapan itu, Lisa langsung senang. Kegirangan yang ia dapat terlihat dari senyumnya yang begitu manis.

"Ini Pak, makasih banyak" tutur Lisa.

"Sama sama, ohw iya. Nanti besok kamu kembali lagi ke sini." Pria itu menatap Lisa dengan sangat ramah, hal ini membuat Lisa tak meresa cangung.

Dia kembali ke rumah, dengan perasaan yang sangat bahagia.

**********

Setiba di rumah

"Ma, Pa. Aku pulang."

Sembari membuka sepatuh dan meletakkannya ke tempat rak sepatuh.

"Wah, kayaknya ada yang lagi bahagia nie. Coba mama tebak, pasti kamu keterima kan?" raut wajah Neni sangat riang, ketika melihat putrinya tersenyum bahagia.

"Mama ini loh, kan semuanya butuh proses. Katanya besok baru aku kesana lagi untuk mendengar apakah aku keterima kerja di sana atau tidak" ujar Lisa.

Tiba tiba dari arah belakang, sang papa mengelus kepala Lisa seraya berkata. "Wah anak papa udah mau masuk dunia pekerjaan nie, semangat yah sayang."

"Tadi baru aku kasih tahu ke mama, eh papa malah ngomong gini lagi" sepintas mereka bertiga langsung tersenyum bersama sama.

Kebahagiaan mereka cukup sederhana tetapi sangat bermakna.

BERSAMBUNG....