Dirga gemas sekali melihat Abel tersenyum manis begitu. Tangannya reflek mengacak puncak kepala Abel sampai membuat rambut yang sudah tersisir rapi langsung berantakan.
Seketika itu juga, Abel memukul tangan Dirga. Kebiasaannya yang sudah lama tidak Dirga rasakan. Ternyata, secandu itu pukulan kecil Abel ketika kesal.
"Mau dari mana dulu nih?" tanya Dirga setelah puas tertawa.
"Ke tempat ekspedisi dulu aja gimana?" sahut Abel seraya mengusap-usap rambutnya supaya kembali rapi.
"Lo ngebet banget mau kerja di tempat ekspedisi. Capek lho," ujar Dirga yang sebenarnya ragu.
"Gue suka tau, bisa keliling naik motor ke mana-mana," jawabnya santai.
Dirga langsung menghela napas panjang. Dia menatap Abel dalam-dalam, berharap cewek itu paham. "Capek banget, Bel," ucapnya.
"Di rumah makan atau kafe juga capek, tau? Apalagi kalau seniornya rese. Males banget gue," celetuk Abel sambil memanyunkan bibir.
